Ekonomi Riau triwulan I-2019 terkontraksi -2,86 persen. Begini penjelasannya

id pertumbuhan ekonomi riau triwulan I-2019,ekonomi riau 2019,berita riau antara,berita riau terbaru,BPS

Ekonomi Riau triwulan I-2019 terkontraksi -2,86 persen. Begini penjelasannya

Arsip foto. Fasilitas minyak PT Chevron Pacific Indonesia di daerah Minas yang masuk dalam Blok Rokan di Riau. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Pekanbaru (ANTARA) - Pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau pada triwulan I-2019 mengalami penurunansebesar -2,86 persen terhadap triwulan IV-2018 (q-to-q).

“Dari sisi produksi, kontraksi ini terjadi akibat siklus musiman di kategori pertanian dan konstruksi. Dari sisi pengeluaran, kontraksi ini terjadi erat kaitannya dengan penurunan ekspor barang dan jasa ke luar negeri,” kata Kepala BPS Provinsi Riau, Aden Gultom di Pekanbaru, Senin (6/5).

Meski begitu, ia mengatakan ekonomi RIau masih tercatat tumbuh 2,88 persen, dan lebih baik jika dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,84 persen (y-o-y).

“Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh hampir semua lapangan usaha kecuali pertambangan dan penggalian,” katanya.

Pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha jasa Lainnya yang tumbuh 8,39 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) yang tumbuh sebesar 14,23 persen.

Secara spasial, pada triwulan I- 2019 Provinsi Riau berkontribusi sebesar 4,79 persen terhadap perekonomian nasional. Provinsi Riau merupakan provinsi dengan PDRB terbesar ke-6 di Indonesia atau PDRB terbesar kedua di luar Pulau Jawa setelah Provinsi Sumatera Utara.

Sebelumnya, Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Riau, Iwan Mulawarman, menyatakan bank sentral memprediksi pada triwulan I-2019, perekonomian Riau diperkirakan tumbuh positif berada pada kisaran 1,50 hingga 2,00 persen (yoy) atau sedikit meningkat dibandingkan realisasi triwulan IV-2018.

Peningkatan utamanya diperkirakan bersumber dari kenaikan konsumsi pemerintahan, investasi dan ekspor luar negeri.

“Konsumsi pemerintahan diperkirakan meningkat seiring dengan akan dibayarkannya tunda salur DBH 2018 pada triwulan I-2019,” katanya.

Dengan dibayarkannya DBH 2018 tersebut, lanjutnya, maka pemerintah daerah dapat menggunakan dana itu untuk pembiayaan infrastruktur daerah sehingga mendorong investasi.

Meski begitu, perkiraan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi tertahan oleh perlambatan konsumsi rumah tangga seiring dengan rendahnya aktivitas sektor swasta yang didorong kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition), serta moderasi konsumsi pascamomentum liburan natal dan tahun baru 2019.

Baca juga: Ekonomi Riau 2019 diprediksi tumbuh 2,70 persen. Begini penjelasan BI

Baca juga: Janjikan pertumbuhan ekonomi 6,5 persen, ini strategi Sandiaga Uno