Pekanbaru (ANTARA) - Neraca perdagangan di Provinsi Riau selama 2019 mengalami surplus sebesar 10,95 miliar dolar AS, meski kinerja ekspor menurun.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau di Pekanbaru, Selasa, baik sektor minyak dan gas (migas) dan nonmigas Riau secara keseluruhan masih surplus pada 2019 karena nilai impor juga turun pada saat ekspor juga melemah.
"Neraca perdagangan Provinsi Riau Januari-Desember 2019 mengalami surplus sebesar 10,95 miliar dolar AS, yang dipicu oleh surplus sektor nonmigas sebesar 10,32 miliar dolar AS dan sektor migas 634,73 juta dolar AS," kata Kepala BPS Riau, Misfaruddin.
Dari sisi volume perdagangan, ia mengatakan pada periode Januari-Desember 2019 Riau mengalami surplus sebesar 20,32 juta ton. Hal tersebut didorong oleh surplusnya neraca volume perdagangan sektor nonmigas sebesar 18,90 juta ton dan sektor migas sebesar 1,42 juta ton.
Kinerja ekspor dari Provinsi Riau secara kumulatif pada Januari-Desember 2019 mencapai 12,39 miliar dolar AS, atau mengalami penurunan sebesar 22,27 persen dibanding periode yang sama tahun 2018.
Anjloknya nilai ekspor Riau 2019 disebabkan oleh turunnya ekspor migas dan juga nonmigas, masing-masing turun sebesar 70,55 persen dan 12,43 persen.
"Penurunan ekspor migas disebabkan oleh turunnya ekspor minyak mentah sebesar 78,80 persen, dan ekspor industri pengolahan hasil minyak (turun) sebesar 14,83 persen," katanya.
Penurunan ekspor nonmigas sebesar 12,43 persen disebabkan oleh turunnya ekspor industri sebesar 12,56 persen, dan ekspor pertambangan dan lainnya sebesar 100 persen dibanding periode yang sama tahun 2018.
Pada periode Januari-Desember 2019, ekspor nonmigas ke 10 negara tujuan utama memberikan kontribusi sebesar 65,21 persen terhadap total nilai ekspor nonmigas Riau.
Dari 10 negara tujuan utama, lima di antaranya memberikan kontribusi terbesar. Tiongkok merupakan yang terbesar yakni mencapai 2,07 miliar dolar AS (17,90 persen), selanjutnya India 1,50 miliar dolar AS (12,97 persen), Belanda 791.68 juta dolar AS (6,83 persen), Malaysia 672,87 juta dolar AS (5,80 persen), dan Pakistan 557,73 juta dolar AS (4,81 persen).
"Kontribusi kelimanya mencapai 48,31 persen sedangkan lima negara lainnya memberikan kontribusi sebesar 16,90 persen," ujarnya.
Di sisi lain, ia mengatakan secara kumulatif nilai impor Riau pada Januari-Desember 2019 sebesar 1,44 miliar dolar AS atau mengalami penurunan sebesar 8,42 persen dibanding periode yang sama tahun 2018.
"Demikian juga impor nonmigas sebesar 1,28 miliar dolar AS, atau mengalami penurunan sebesar 4,03 persen," katanya.
Baca juga: Riau targetkan realisasi investasi 2020 capai Rp44 triliun, begini penjelasannya
Baca juga: Jokowi: Kita ingin jadi Negara yang cepat. Begini penjelasannya
Baca juga: Ekspor Riau selama 2019 turun 22,27 persen, begini penyebabnya