Pekanbaru (ANTARA) - Badan Pusat Statistik menyatakan neraca perdagangan Provinsi Riau pada bulan Februari 2019 surplus sebesar 814,35 juta dolar AS, sedangkan secara kumulatif selama Januari-Februari 2019 surplus sebesar 1,66 miliar dolar AS.
“Surplus neraca perdangan dipicu oleh surplus pada sektor non migas sebesar 742,72 juta dolar AS dan sektor migas sebesar 71,63 juta dolar AS,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, Aden Gultom di Pekanbaru, Selasa.
Baca juga: BPS: Petani Riau masih defisit
Dari sisi volume perdagangan, Aden menjelaskan pada bulan Februari 2019 neraca perdagangan Riau mengalami surplus sebesar 1.445,52 ribu ton. Hal tersebut didorong oleh surplusnya neraca volume perdagangan sektor non migas sebesar 1.291,90 ribu ton, dan sektor migas sebesar 153,62 ribu ton.
Selama Januari-Februari, volume perdagangan juga mengalami surplus sebesar 3.031,15 ribu ton. Hal tersebut didorong oleh surplusnya neraca volume perdagangan sektor non migas sebesar 2.835,45 ribu ton dan sektor migas sebesar 195,70 ribu ton.
Sementara itu, ia mengatakan nilai ekspor Riau pada Februari 2019 sebesar 927,48 juta dolar AS, dan mengalami penurunan 6,21 persen dibanding ekspor Januari 2019.
Demikian juga ekspor non minyak dan gas atau Migas, Februari 2019 sebesar 853,92 juta dolar AS, mengalami penurunan 9,92 persen dibanding ekspor non migas Januari 2019.
Aden mengatakan kontribusi seluruh ekspor Riau terhadap nasional sebesar 7,40 persen.
Secara kumulatif nilai ekspor Riau Januari-Februari 2019 sebesar 1,92 miliar dolar AS, atau mengalami penurunan sebesar 29,65 persen dibanding periode yang sama tahun 2018. Demikian juga ekspor non migas sebesar 1,80 miliar dolar AS, atau mengalami penurunan sebesar 20,67 persen.
Dari 10 golongan barang ekspor nonmigas terbesar bulan Februari 2019 dibanding Januari 2019, penurunan terbesar terjadi pada Lemak & Minyak Hewan/Nabati yang biasanya merupakan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) sebesar 51,89 juta dolar AS, Bubur Kayu (Pulp) 19,13 juta dolar AS, Berbagai Produk Kimia 10,99 juta dolar AS, dan Kertas dan Karton 4,15 juta dolar AS.
Sedangkan yang mengalami kenaikan hanya terjadi pada Ampas dan Sisa Industri Makanan sebesar 750 ribu dolar AS, dan Tembakau 230 ribu dolar AS.
Dari 10 negara terbesar tujuan ekspor non migas bulan Februari 2019 dibanding bulan Januari 2019, sebanyak enam negara mengalami penurunan dan empat negara mengalami kenaikan. Penurunan terbesar terjadi pada ekspor ke negara Tiongkok sebesar 78,88 juta dolar AS, India 37,79 juta dolar AS, dan Pakistan 26,90 juta dolar AS. Sedangkan kenaikan ekspor terbesar terjadi ke negara Spanyol 33,42 juta dolar AS, Belanda 12,72 juta dolar AS, dan Singapura 11,38 juta dolar AS.
Sementara itu, nilai impor Riau Februari 2019 sebesar 113,13 juta dolar AS, mengalami penurunan sebesar 18,88 persen dibanding impor Januari 2019. Demikian juga impor non migas Februari 2019 sebesar 111,20 juta dolar AS, mengalami penurunan sebesar 3,97 persen dibanding impor non migas Januari 2019.
Kontribusi seluruh impor Riau terhadap nasional sebesar 0,93 persen. Secara kumulatif nilai impor Riau Januari-Februari 2019 sebesar 252,58 juta dolar AS atau menurun sebesar 4,48 persen dibanding periode yang sama tahun 2018, demikian juga impor non migas mencapai 227 juta dolar AS atau menurun 2,11 persen.
Baca juga: Neraca perdagangan Riau awal 2019 surplus 846 juta Dolar
Baca juga: Nilai ekspor Riau turun 6,21 persen, ini penjelasannya