Pekanbaru, (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Provinsi Riau mencatat inflasi tahunan atau "year on year" (y-on-y) daerah setempat pada Juni 2025 sebesar 0,98 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,35.
Kepala BPS Provinsi Riau, Asep Riyadi di Pekanbaru, Selasa mengatakan inflasi tertinggi terjadi di Tembilahan, Kabupaten Inderagiri Hilir sebesar 2,19 persen dengan IHK sebesar 108,47 dan terendah terjadi di Kabupaten Kampar sebesar 0,57 persen dengan IHK sebesar 108,88.
"Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya delapan indeks kelompok pengeluaran," katanya.
Yang paling besar menyebabkan inflasi yakni kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 10,34 persen. Kelompok ini memberikan andil inflasi y-on-y sebesar 0,72 persen dengan yang dominan yaitu emas perhiasan sebesar 0,66 persen.
Selanjutnya ada pasta gigi sebesar 0,02 persen, sabun mandi cair, parfum, shampo, pembalut wanita, bedak dan sabun mandi masing-masing sebesar 0,01 persen.
Di bawah itu kelompok yang menyumbang inflasi tahunan yakni kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,71 persen. Lalu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,89 persen, kesehatan 1,74 persen, pendidikan 1,17 persen, transportasi 1,13 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,90 persen dan rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,26 persen.
Di sisi lain ada tiga kelompok pengeluaran mengalami deflasi dengan yang terbesar kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,45 persen. Selanjutnya diikuti kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,31 persen dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,15 persen.
Sementara itu secara bulanan atau "month to month" (m-to-m) pada Juni 2025 Provinsi Riau mengalami deflasi sebesar 0,22 persen. Sedangkan secara tahun kalender dari Januari hingga Juni 2025 atau "year to date" (y-to-d) Provinsi Riau mengalami inflasi sebesar 1,28 persen.