Fatimah Hadi jadi pahlawan kemerdekaan Riau

id Teluk Kuantan,Kuansing

Fatimah Hadi jadi pahlawan kemerdekaan Riau

Dra Hj Fatimah Hadi, Pahlawan Kemerdekaan Riau (ANTARA/ASRI)

"Piagam adalah bentuk penghargaan jasa pahlawan kemerdekaan RI, Gubernur Riau dan Bupati Kuansing saatnya memberikan penghargaan dalam bentuk lain pada 2025 kepada tokoh perempuan peduli bangsa"

Teluk Kuantan (ANTARA) - Pemerintah Republik Indonesia akan memberikan penghargaan pahlawan kemerdekaan kepada Tokoh Perempuan Riau Fatimah Hadi pada Agustus 2025 mendatang. Karena, putri asal Kuansing sebagai pejuang dan berjasa besar kepada negara khususnya di Riau.

Salah satu putri dari pasangan Ma'rifat Mardjani - Fatimah Hadi yang saat ini Dosen di Universitas Islam Kuantan Singingi (UNIKS), Nariman Hadi, Minggu (3/8) mengatakan, sangat bangga dan memberikan apresiasi tinggi kepada semua pihak atas penghargaan itu.

"Perjuangan instansi terkait baik di Kuansing, Riau telah mengusulkan nama Fatimah Hadi sebagai Pahlawan Kemerdekaan Riau," katanya di Kuansing,

Dari sejumlah tokoh perempuan Riau, nama Fatimah Hadi masuk dan lolos seleksi dalam katagori penerima penghargaan bangsa di 2025.

Sebagai Tokoh Pendidikan Riau, Fatimah Hadi telah berjuang optimal di berbagai bidang baik memajukan sumber daya manusia, peduli pendidikan dan salah satu pejuang kemerdekaan yang sangat gigih.

"Sebagai perempuan pergerakan pendidikan Riau asal Kuansing, nanya sangat harum dan dikenal luas hingga saat ini," sebut Nariman.

Selain, sukses mendampingi, mendukung suaminya Ma'rifat Mardjani sebagai salah satu Anggota Parlemen RI tahun 1955 daerah pemilihan Indragiri pada masa itu masih wilayah Sumatra Tengah dan juga satu satunya asal Riau yang duduk di parlemen.

Fatimah Hadi ikut berjuang dengan gigih membantu Ma'rifat Mardjani dan masyarakat Riau agar President RI Soekarno, Wakil Presiden RI Muhamad Hatta dalam pemekaran Riau.

"Terima kasih kepada semua pihak, atas penghargaan yang diberikan. Sekeluarga besar Ma'rifat Mardjani - Fatimah Hadi bersyukur dan mengapresiasi tinggi," ujarnya.

Sedangkan, Putri Fatimah Hadi, Hafny Ma'rifat menambahkan, sesuai informasi yang diterima pihak keluarga, usulan dari instansi terkait di Kuansing dan Riau bahwa Fatimah Hadi akan diberikan penghargaan sebagai pahlawan kemerdekaan dari Riau.

Prosesipenyerahan piagam akan dilaksanakan di Ruang Rapat Paripurna DPRD Provinsi Riau bertetapandengan sidang paripurna legislatif pada 9 Agustus 2025.

Agendanya peringatan Hari Ulang Tahun ke 68 Provinsi Riau 2025 dan undangan menghadiri acara tersebut akan diterima paling lama satu hari sebelum acara.

"Kami berharap dukungan semua pihak, agar proses dan acara pemberian penghargaan berjalan lancar," pinta Hafny.

Siapa sosok Fatimah Hadi ?

Di awal kemerdekaan (1946-1949), ia ikut berjuang mengusir penjajahan Belanda dari bumi pertiwi ini.

Di era Pemerintahan Orde Baru (Orba), ia menjadi akademisi yakni Dosen di Universitas Lancang Kuning (UNILAK) Pekanbaru dan Akademi Koperasi (AKOP) Riau.

Ia juga mendirikan lembaga pendidikan berupa pondok pesantren di kampung halamannya Desa Sungai Alah, Kecamatan Hulu Kuantan, Kuansing.

Tokoh perempuan asal Kuansing Fatimah Hadi adalah anak tunggal dari pasangan Syeik Muhammad Hadi dan Hj. Sitti Maryam yang lahir di Makkatul Mukaramah (Saudi Arabia) pada 15 Agustus 1927 atau 3 Safar 1346 H.

Ayah Fatimah Hadi, Syeikh Muhammad Hadi merupakan ulama besar dari Sumatra khususnya Sumatra Tengah masa itu setelah berguru di berbagai ulama di Indonesia dan Mekkah.

Syeikh Hadi lama bermukim di Makkah dan Madinah dan menerima amanah sebagai Mukti Kesultanan Indragiri di Rengat khusus di Mekkah Madinah. Bahkan, telah berjuang berdakwah, mengembangkan agama Islam pada masa itu.

Sementara, suaminya Buya Ma’rifat Mardjani adalah tokoh pertama pencetus dan pendiri Provinsi Riau. Perjuangan itu dilakukan secara optimal pada saat menjadi anggota ParlemenRI di Jakarta.

Ma'rifat Mardjani meminta Riau berdiri sendiri menjadi provinsi terpisah dari Sumatra Bagian Tengah yang berpusat di Bukittinggi.

Pada masa perjuangan, Fatimah Hadi juga pernah menjadi Ketua Lasykar Muslimat Rantau Kuantan Indragiri (1946 - akhir agresi ke-2). Ia juga pernah jadi anggota dapur umum dan PMI Pemerintahan Darurat Riau Selatan.

Keterlibatan Fatimah Hadi dalam perjuangan inilah yang menempatkannya menjadi Anggota Veteran RI untuk Wilayah Riau dan pernah menduduki jabatan Wakil Ketua Korps Wanita Veteran RI Wilayah Riau.

Dari pernikahannya dengan Buya Ma’rifat Mardjani, mereka dikaruniai 11 orang anak. Ke-11 anaknya itu adalah: Dr. Nelly Nailatie Ma’arif, M.B.A (Jakarta), Muhammad Hasby Ma,arif, Bc.Hk (Jakarta), Nirwana (Jakarta), Ahmad Zahedi B.Sc (Pekanbaru).

Kemudian Dra. Hafny Ma’rifat M.Pd (Pekanbaru), Zahratil Hilal (Jakarta), Dra. Nizma Hanum (Pekanbaru), Dra. Hj. Suzanna Hadi, M. Si (Hiroshima, Jepang), Ir. Nariman Hadi, M.M (Taluk Kuantan), Nurul Uyuni (Pekanbaru) dan Dra. Devi Fauziah, M.Si (Pekanbaru).

Bhakti Fatimah Hadi semasa tua, di dunia pendidikan ibarat air mengalir tiada henti. Ia mengembangkan pendidikan dan memberi pendidikan gratis kepada anak-anak yang tidak mampu.

Bermodalkan tanah warisan dari orang tuanya Syeikh Angku Angin Muhamad Hadi pada tahun 2000, Fatimah Hadi mendirikan pondok pesantren Darunnajah di kampung halamannya Desa Sungai Alah.

Pondok ini berdiri di bawah naungan yayasan yang didirikan suaminya Ma'rifat Mardjani yaitu "Yayasan Riau Bulletin" melalui kerjasama dengan Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta.

Pondok ini masih berjalan dengan baik dengan fasilitas pendidikan mulai tingkat TK, MDA dan MTs. Alumninya kini tersebar di berbagai daerah dengan beragam pekerjaan atau profesi bahkan sudah ada melanjutkan pendidikan ke Mekkah Madinah.

Pada reuni akbar dan musyawarah wilayah pengurus Ikatan Keluarga Diniyah (IKD) Putri Padang Panjang–Riau memberikan penghargaan kepada Fatimah Hadi sebagai salah satu penerima.

Penghargaan diberikan langsung kepada ahli waris oleh Gubernur Riau melalui Kepala Biro Kesra Provinsi Riau, Zulkifli Syukur di Menara Dang Merdu Pekanbaru, 23 Oktober 2022.

Fatimah Hadi memperoleh gelar sarjana dari UIN Suska Pekanbaru dan berhasil menyelesaikan buku kisah perjalanan hidupnya.

Buku tersebut berjudul "Bunga Rampai Kehidupan Seorang Pejuang Wanita" Dari Gunung Malelo – Hulu Kuantan – Mekkah – Provinsi Riau.

Pendidikan dasar Fatimah Hadi dilaluinya di Madrasah Ibtidaiyah Bustanul Banat di Makatul Mukaramah (Saudi Arabia) lulus 1938. Selanjutnya pendidikan jenjang menengah pertama dan atas di Madrasah Tarbiyah Islamiyah, Bengkawas, Bukit Tinggi dan Kuliyatul Mualimin di Bukit Tinggi (1945).

Fatimah Hadi juga mengikuti KPU-B satu tahun di Rengat (1953) dan Kursus Kostum Chatman di Jakarta (1959).

Sedangkan pendidikan tinggi, jenjang sarjana muda syariah pada 1976 dan sarjana lengkap Tarbiyah 1982.

Sebagai tenaga pendidik, Fatimah Hadi pernah mengajar di Madrasah Tarbiyah Islamiyah Bukittinggi (1944-1945), Madrasah Tarbiyah Islamiyah di Talukkuantan (1945-1947).

Fatimah Hadi juga pernah jadi guru agama di SDN Air Molek (1965-1967), Madrasah Raudatul Muta’alimin Pekanbaru (1967-1972), SD Nurul Amal (1973-1976), dan SPG Pekanbaru (1983-1987).

Ia pernah juga jadi pegawai Pengadilan Agama Pekanbaru (1976-1982), Dosen UNILAK (1982-1987) dan AKOP Riau (1987-1990).

Dunia pendidikan yang dulu digeluti Fatimah Hadi sekarang dilanjutkan anak-anaknya: Dr. Dra. Nelly Nailatie, M.B.A ( Almarhumah) pernah menjadi dosen marketing di Universitas Bina Nusantara dan London Public Relation School Jakarta.

Fatimah Hadi meninggal dunia pada 21 Januari 2007 di Pekanbaru. Ia dimakamkan di Desa Sungai Alah, Kecamatan Hulu Kuantan, Kuantan Singingi.

Makamnya berkisar 35 Kilo meter dari pusat kota Teluk Kuantan atau 200 kilo meter dari Provinsi Riau menuju perbatasan Sumatra Barat – Riau.

Melihat perjuangan dan prestasi Fatimah Hadi, layak menerima penghargaan dari Gubernur Riau dan Bupati Kuantan Singingi. ***

Pewarta :
Editor: Afut Syafril Nursyirwan
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.