Pemadam kebakaran Kota Pekanbaru kewalahan padamkan Karhutla akibat sumber air minim
Pekanbaru (ANTARA) - Regu Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Pemadam Kebakaran Kota Pekanbaru kewalahan untuk memadamkan kebakaran lahan gambut di Pekanbaru, Senin.
Berdasarkan pantauan Antara, kebakaran lahan gambut terjadi di Jalan Nelayan Ujung Kelurahan Sri Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru. Ada dua mobil pemadam kebakaran BPBD Damkar Pekanbaru yang berusaha memadamkan kebakaran lahan gambut itu.
Cuaca sangat panas dan ditambah angin kencang membuat api terus menyebar cepat membakar semak belukar. Pemadam kebakaran kesulitan mendapatkan sumber air dan asap kotor atau jerebut sangat pekat mengganggu penglihatan regu pemadam kebakaran.
Mobil pemadam kebakaran yang pertama sempat kehabisan air, sehingga petugas meminta tambahan mobil lagi. Namun, tetap saja kebakaran sulit dikendalikan.
Baca juga: Ada 12 tersangka pembakar lahan selama Siaga Darurat Karhutla 2019
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan pada Senin sore dari hasil citra satelit Terra dan Aqua mendeteksi ada 29 titik panas di Provinsi Riau, yang menjadi indikasi awal Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Titik panas tersebar di Kabupaten Bengkalis ada delapan titik, Kepulauan Meranti (6), Kampar (1), Dumai (2), Pelalawan (3), Rokan Hilir (1), Rokan Hulu (1), Indragiri Hilir (3), dan Indragiri Hulu (4).
Dari jumlah tersebut ada 15 titik yang dipastikan titik api Karhutla karena punya tingkat keakuratan di atas 70 persen. Lokasinya di Bengkalis ada lima titik, Kepulauan Meranti (6), Indragiri Hulu (3), dan Kota Dumai (1).
Hingga hari ini, kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau terus meluas. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau luas Karhutla di Riau mencapai lebih dari 2.700 hektare.
"Luas lahan yan terbakar sampai dengan hari ini sejumlah lebih kurang 2.719,69 hektare," kata Kepala Pelaksana BPBD Riau, Edwar Sanger.
Baca juga: Polisi selidiki Karhutla Riau di konsesi perusahaan sawit di Pelalawan
Baca juga: Diprotes di UNRI soal Karhutla, Gubernur Riau tetap semangati mahasiswa
Berdasarkan pantauan Antara, kebakaran lahan gambut terjadi di Jalan Nelayan Ujung Kelurahan Sri Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru. Ada dua mobil pemadam kebakaran BPBD Damkar Pekanbaru yang berusaha memadamkan kebakaran lahan gambut itu.
Cuaca sangat panas dan ditambah angin kencang membuat api terus menyebar cepat membakar semak belukar. Pemadam kebakaran kesulitan mendapatkan sumber air dan asap kotor atau jerebut sangat pekat mengganggu penglihatan regu pemadam kebakaran.
Mobil pemadam kebakaran yang pertama sempat kehabisan air, sehingga petugas meminta tambahan mobil lagi. Namun, tetap saja kebakaran sulit dikendalikan.
Baca juga: Ada 12 tersangka pembakar lahan selama Siaga Darurat Karhutla 2019
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan pada Senin sore dari hasil citra satelit Terra dan Aqua mendeteksi ada 29 titik panas di Provinsi Riau, yang menjadi indikasi awal Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Titik panas tersebar di Kabupaten Bengkalis ada delapan titik, Kepulauan Meranti (6), Kampar (1), Dumai (2), Pelalawan (3), Rokan Hilir (1), Rokan Hulu (1), Indragiri Hilir (3), dan Indragiri Hulu (4).
Dari jumlah tersebut ada 15 titik yang dipastikan titik api Karhutla karena punya tingkat keakuratan di atas 70 persen. Lokasinya di Bengkalis ada lima titik, Kepulauan Meranti (6), Indragiri Hulu (3), dan Kota Dumai (1).
Hingga hari ini, kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau terus meluas. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau luas Karhutla di Riau mencapai lebih dari 2.700 hektare.
"Luas lahan yan terbakar sampai dengan hari ini sejumlah lebih kurang 2.719,69 hektare," kata Kepala Pelaksana BPBD Riau, Edwar Sanger.
Baca juga: Polisi selidiki Karhutla Riau di konsesi perusahaan sawit di Pelalawan
Baca juga: Diprotes di UNRI soal Karhutla, Gubernur Riau tetap semangati mahasiswa