Tarif Pengiriman Barang Naik 330 Persen, Asperindo: 18 Perusahaan Tutup

id Asperindo,tarif SMU mahal

Tarif Pengiriman Barang Naik 330 Persen, Asperindo: 18 Perusahaan Tutup

DAMPAK TARIF SMU 330 PERSEN. Sejumlah anggota Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Riau memasang spanduk protes di mobil operasional saat aksi damai di Kota Pekanbaru, Rabu (13/2/2019). Asperindo menolak kenaikan tarif Surat Muatan Udara (SMU) sebesar 330 persen oleh maskapai penerbangan, karena berdampak pada sepinya bisnis pengiriman yang mengakibatkan 18 perusahaan di Sumatera, tiga diantaranya di Riau, terpaksa tutup. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Pekanbaru (Antaranews Riau) - Sedikitnya 18 perusahaan pengiriman ekspres pos dan logistik di wilayah Sumatera tutup pada awal tahun ini akibat tarif Surat Muatan Udara (SMU) di maskapai penerbangan naik hingga 330 persen, berdampak pada kelangsungan bisnis.

“Sudah ada 18 perusahaan yang tutup. Itu di area Riau, Batam, Aceh, Tanjung Pinang dan Sumatera Barat,” kata Koordinator Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Wilayah I Sumatera, Yana Mulyana, kepada Antara, Rabu.

Hal itu disampaikan Yana saat Asperindo Riau berunjuk rasa menolak kenaikan tarif SMU 330 persen di Kota Pekanbaru.

Baca juga: Asperindo Riau demo tolak kenaikan SMU 330 Persen

Yana menjelaskan, kenaikan tarif SMU sudah dilakukan enam kali oleh maskapai penerbangan sejak Oktober 2018. Hal ini membuat biaya operasional perusahaan pengiriman melonjak, dan mengakibatkan konsumen makin sedikit melakukan pengiriman lewat udara karena tarif jadi mahal.

“Kami minta tarif SMU dikembalikan seperti dulu, yaitu Rp2.750 per kilogram. Sekarang ini tarif terlalu mahal, di Pekanbaru pengiriman dari Jakarta mencapai Rp9.900 dan ke Batam sampai Rp16.000 per kilogram,” katanya.

Ia mengatakan Asperindo tidak menyarankan anggotanya untuk melakukan boikot kepada maskapai penerbangan, melainkan mengubah sistem pengiriman lewat rute darat dan laut. Hal tersebut bisa menjadi solusi untuk mempertahankan bisnis.

Baca juga: Sepanjang Januari, 730 Penerbangan Dibatalkan di Bandara Pekanbaru

Asperindo Riau menggelar aksi damai tolak kenaikan SMU 330 persen di Pekanbaru, Rabu (13/1/2019). (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Ketua Asperindo Riau, Yanri Sandi Lubis, menambahkan kenaikan SMU membuat perusahaan-perusahaan mulai berhenti beroperasi karena tidak ada pengiriman dari konsumen. Dari 42 perusahaan anggota Asperindo di Riau, sedikitnya lima perusahaan bakal berhenti beroperasi.

“Sudah ada tiga perusahaan tidak beroperasi karena kenaikan beban operasional, dan menyusul ada dua lagi yang akan berhenti sementara,” katanya.

Ia mengatakan pihaknya sudah terus mengupayakan agar kenaikan SMU tersebut dapat ditinjau ulang karena bukan hanya memberatkan namun juga mengancam keberlangsungan konsumen dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

“Yang lebih dirugikan ini masyarakat yang menggunakan jasa pengiriman,” katanya.

Baca juga: ASITA Riau: Bagasi berbayar rugikan UMKM oleh-oleh

Baca juga: ASITA Riau Keluhkan Skema "Zero Commision" Garuda Indonesia diberlakukan Diam-diam