Riau inflasi 2,45 persen selama 2018 lebih rendah dari nasional

id inflasi riau,inflasi riau 2018,inflasi 2018

Riau inflasi 2,45 persen selama 2018 lebih rendah dari nasional

ilustrasi keuntungan dalam ekonomi (pixabay) (pixabay/)

Pekanbaru (Antaranews Riau) - Badan Pusat Statistik menyatakan Provinsi Riau selama 2018 mengalami inflasi 2,45 persen dan jauh lebih rendah dibandingkan 2017, yang sebesar 4,20 persen.

"Inflasi Tahun Kalender atau dari Januari hingga Desember 2018 mencapai 2,45 persen, dan inflasi 'Year on Year' atau Desember 2018 terhadap Desember 2017 sebesar 2,45 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Aden Gultom di Pekanbaru, Rabu.

Inflasi Riau selama 2018 lebih rendah dari inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,13 persen.

Baca juga: Neraca Perdagangan Riau Surplus 1,12 Miliar Dolar AS

Baca juga: BI: Inflasi Riau Karena Masalah Hulu dari Lintah Darat Sampai Mafia Harga


Aden Gultom menjelaskan, besarnya andil inflasi selama tahun 2018 di Provinsi Riau menurut kelompok pengeluaran terdiri dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau memberikan andil inflasi sebesar 0,74 persen, diikuti kelompok bahan makanan dan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar masing-masing sebesar 0,44 persen, kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,36 persen, kelompok sandang sebesar 0,20 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,19 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,07 persen.

Sementara itu, Aden mengatakan pada Desember 2018 Riau mengalami inflasi 0,23 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 136,69. Dari tiga kota IHK di Provinsi Riau, semua kota mengalami inflasi, yakni Pekanbaru 0,18 persen, Dumai 0,22 persen, sedangkan Tembilahan inflasi 0,70 persen.

Inflasi Riau Desember 2018 terjadi karena adanya kenaikan harga pada lima kelompok pengeluaran, yaitu kelompok transpor, komunikasi dan jasa komunikasi sebesar 0,56 persen, kelompok bahan makanan sebesar 0,48 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,09 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,06 persen, dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,03 persen. Sedangkan dua kelompok mengalami deflasi, yaitu kelompok sandang sebesar 0,12 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,03 persen.

Komoditas yang memberikan andil terjadinya inflasi di Riau antara lain angkutan udara, bawang merah, daging ayam ras, tomat sayur, bayam, udang basah, buah anggur, ayam hidup dan lain-lain. Sementara itu komoditas yang memberi andil deflasi antara lain kentang, ikan mujair, petai, minyak goreng, telur ayam ras, emas perhiasan, bawang putih, dan lain-lain.

Sudah diprediksi

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Riau sebelumnya sudah memprediksi bahwa tingkat inflasi pada 2018 akan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. BI memperkirakan inflasi Riau 2018 berkisar antara 2,00-3,00 persen (yoy) dengan tendensi ke arah bawah.

"Ini adalah berkat kerja banyak pihak mulai dari tim pengendali inflasi daerah yang melakukan koordinasi dengan konsisten dan reguler, keberhasilan kita dalam mengurangi rantai distribusi, dan pembentukan klaster pangan di daerah," kata Kepala BI Provinsi Riau, Siti Astiyah di Pekanbaru akhir Desember 2018.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Riau, Siti Astiyah. (Foto Antaranews/FB Anggoro)


Pada tahun-tahun sebelumnya, inflasi di Riau kerap dipicu oleh lonjakan harga bahan pangan. Namun, pada triwulan III-2018, kondisi itu berbeda dan terjadi tren lebih baik.

Berdasarkan data BI Riau, inflasi bahan pangan pada triwulan III-2018 tercatat 2,00 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan lalu yang mencapai 4,45 persen (yoy). Menurunnya tekanan inflasi bahan pangan disebabkan oleh koreksi harga daging sapi, bawang merah dan kentang.

Hal itu terjadi karena ada suplai pasokan untuk komoditi daging sapi dan kentang. Sementara itu, komoditi bawang merah mengalami surplus pasokan karena panen raya yang berhasil.

Tekanan inflasi pada bahan pangan namun dampaknya rendah terjadi dari kenaikan harga ayam ras dan telur ayam ras akibat naiknya harga pakan ternak.

Baca juga: Riau Catat Pertumbuhan Ekonomi Pada Triwulan III 2,98 Persen

Baca juga: BI: Ekonomi Riau Terdampak Penurunan Harga Sawit