Riau Inflasi 0,31 Persen Akibat Angkutan Udara

id riau inflasi, 031 persen, akibat angkutan udara

Riau Inflasi 0,31 Persen Akibat Angkutan Udara

Pekanbaru (Antarariau.com) - Badan Pusat Statistik menyatakan Provinsi Riau mengalami inflasi sebesar 0,31 persen pada Juli 2018, yang terutama disebabkan pengaruh kenaikan pada tarif transportasi angkutan udara.

Kepala BPS Provinsi Riau Aden S. Gultom di Pekanbaru, Rabu, mengatakan terjadi kenaikan harga paling besar pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan dengan inflasi sebesar 0,73 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 127,62 pada Juni 2018 menjadi 128,56 pada Juli.

Tingkat inflasi tahun kalender pada kelompok ini sebesar 2,24 persen, dan inflasi tahun ke tahun (Year on Year/yoy) sebesar 1,98 persen.

Dari empat subkelompok dalam kelompok tersebut, tiga subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok transpor sebesar 0,98 persen. Kenaikan harga transportasi tersebut, disinyalir terjadi pada tarif pesawat terbang angkutan udara karena ada momen akhir masa liburan sekolah dan tahun ajaran baru pada Juli lalu.

Kemudian, subkelompok komunikasi dan pengiriman juga naik sebesar 0,61 persen, sedangkan subkelompok sarana dan penunjang transpor sebesar 0,03 persen.

"Dengan demikian infkasi tahun kalender sebesar 1,49 persen, dan inflasi year on year Riau sebesar 3,15 persen," katanya.

Dari tiga kota yang menjadi acuan BPS dalam menghitung inflasi di Provinsi Riau, ada dua kota mengalami inflasi, yakni Pekanbaru sebesar 0,39 persen dan Tembilahan sebesar 0,22 persen. Sedangkan Kota Dumai mengalami deflasi sebesar 0,10 persen.

Sementara itu, Aden mengatakan komoditas yang memberikan andil terjadinya inflasi di Riau antara lain daging ayam ras, angkutan udara, jengkol, nasi dengan lauk, telur ayam ras, ayam hidup, tarif pulsa ponsel, bensin, susu untuk balita dan lain-lain.

Sementara itu komoditas yang memberi andil deflasi antara lain cabai merah, angkutan antar kota, daging sapi, bawang merah, udang basah, tarif kendaraan travel, kentang dan lain-lain.

Dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, delapan belas kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Bengkulu dengan inflasi sebesar 0,87 persen, diikuti oleh tanjung Pandan sebesar 0,85 persen dan Meulaboh sebesar 0,71 persen.

Inflasi terendah terjadi di Kota Banda Aceh sebesar 0,08 persen. Di Indonesia, dari 82 kota yang menghitung IHK, enam puluh delapan kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Sorong sebesar 1,47 persen, diikuti oleh Bau-bau sebesar 1,20 persen, dan Balikpapan sebesar 1,03 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kota Depok, Banyuwangi dan Surabaya masing-masing sebesar 0,03 persen.