Pekanbaru, (Antarariau.com) - Komandan Lanal Dumai, Kolonel Laut (E) Yose Aldino menyatakan upaya penyelundupan 31 warga negara Bangladesh lewat perairan Riau ke Malaysia, kuat dugaan melibatkan jaringan internasional perdagangan manusia.
"Itu penyakit lama, memang jalur penyelundupan," kata Yose Aldino kepada Antara di Pekanbaru, Jumat.
Yose mengatakan hal itu terkait dengan keberhasilan Lanal Dumai menangkap 31 warga negara Bangladesh, yang akan diselundupkan menggunakan kapal lewat perairan di daerah pesisir Provinsi Riau itu ke Malaysia. WNA Bangladesh yang ditangkap tersebut mayoritas pria, hanya satu orang perempuan dalam kelompok itu. Ia menjelaskan penangkapan terhadap puluhan WNA Bangladesh dilakukan pada 26 Juli lalu sekitar pukul 11.00 WIB di kawasan hutan pesisir pantai di Desa Silinsing Kecamatan Medang Kampai, Dumai.
Menurut dia, sindikat internasional perdagangan manusia kemungkinan besar berada di Dumai dan Malaysia. Hal itu terjadi karena Malaysia sampai sekarang sangat membutuhkan tenaga kerja untuk sektor informal, misalkan untuk pekerja bangunan dan asisten rumah tangga.
Adanya permintaan itu kemudian dimanfaatkan oleh sindikat perdagangan manusia untuk menyuplai tenaga kerja asing secara ilegal. Sementara itu, banyak pencari kerja dari negara lain termasuk juga dari Indonesia nekad bekerja secara ilegal karena tergiur dengan gaji ringgit Malaysia, yang nilainya lebih tinggi.
"Tapi kalau nanti ada masalah, efeknya akan kena ke pemerintah Indonesia," kata Yose.
Karena itu, ia mengatakan Lanal Dumai tidak bisa sendirian untuk memerangi perdagangan manusia yang melalui pesisir Riau. Pihaknya juga sudah bekerja sama dengan instansi terkait untuk melakukan pencegahan perdagangan manusia.
"Kita tidak bisa kerja sendirian," ujarnya.
Sebelumnya, Lanal Dumai sudah mengendus perdagangan manusia itu dari informasi masyarakat bahwa akan adanya penyelundupan warga Bangladesh dari Riau lewat perairan Dumai menuju Malaysia.
Sebanyak dua unsur patroli yang terdiri dari Sea Reder 1 dan Sea Reder 2 diterjunkan untuk memperketat pengawasan di jalur tersebut. Strategi yang dilakukan adalah dengan menyekat perairan di Pulau Rupat dan Pulau Bengkalis.
Pada malam penangkapan sekira pukul 02.00 WIB, tim melihat sebuah kapal cepat yang melaju kencang menuju Desa Selingsing. Kapal tersebut berhasil melarikan diri dari pengejaran.
Kemudian tim patroli menyisir lokasi yang diduga menjadi posisi awal kapal cepat itu terlihat. Di hutan di pesisir pantai Desa Selinsing itulah sebanyak 31 WNA Bangladesh tersebut ditemukan.
Kuat dugaan mereka disembunyikan di daerah itu sebelum melanjutkan perjalanan ke Malaysia.
"Kami sudah menyerahkan mereka semua ke pihak Imigrasi Dumai yang akan menindaklanjuti kasus ini," katanya.***2***
(T.F012)
Berita Lainnya
Menperin Agus Gumiwang tekankan konsistensi penindakan penyelundupan impor ilegal
15 November 2024 14:04 WIB
Polairud Polres Inhil gagalkan penyeludupan sembako
02 November 2024 14:28 WIB
Bea Cukai Bengkalis gagalkan penyelundupan 30 ton bawang putih dari Malaysia
30 October 2024 17:37 WIB
Pria ini nekad selundupkan sabu ke terdakwa di Pengadilan Negeri Pekanbaru
10 September 2024 23:10 WIB
Kendalikan penyelundupan sabu asal Malaysia, napi Pekanbaru dituntut 19 tahun penjara
04 September 2024 11:50 WIB
Polairud Polres Inhil gagalkan penyelundupan ribuan slop rokok ilegal
14 August 2024 12:00 WIB
Bea Cukai Riau temukan modus baru penyelundupan miras dan rokok
09 July 2024 14:47 WIB