Yerusalem (Antarariau.com) - Jaksa penuntut Israel pada Kamis (28/09) mendakwa dua warga Arab merencanakan penembakan di jalanan Kota Tua Yerusalem karena loyalitasnya dengan kelompok ISIS.
Jaksa penuntut menduga dua orang yang ditangkap pada 6 September itu gagal pergi ke Suriah untuk bertempur dengan ISIS dan kemudian memutuskan menyasar warga Israel, terinspirasi oleh serangan senjata dan pisau mematikan pada Juli.
Said Jabarin (26) dari kota utara Umm al-Fahm didakwa berusaha membantu musuh, memiliki senjata api dan menggunakan senjata untuk teror.
Seorang pria berusia 16 tahun dari kota yang sama, yang namanya tidak dapat disebut karena masih anak-anak, didakwa mencoba membantu musuh dan menghubungi agen asing.
Jaksa mengatakan Jabarin telah diinterogasi oleh badan keamanan internal Shin Bet Israel pada Januari dengan dugaan mendukung ISIS dan kemudian diberi peringatan resmi pada Mei.
Mereka menduga bahwa dalam beberapa pekan berikutnya, Jabarin mengetahui anak tersebut, yang tidak berhasil mengatur perjalanan mereka ke Suriah melalui perantara ISIS yang mereka sebut bernama Abu Alhassan.
Setelah gagal, mereka memutuskan melancarkan serangan terhadap sesama warga Israel di dekat kompleks masjid Al-Aqsa di wilayah Yerusalem timur, yang dicaplok Israel, menggunakan dua pistol yang dibawa Jabarin menurut dakwaan jaksa penuntut.
Mereka terinspirasi oleh serangan pada 14 Juli oleh tiga warga Arab Israel bersenjata senapan otomatis dan pisau yang menewaskan dua petugas kepolisian di dekat kompleks tersebut.
Shin Bet mengeluarkan pernyataan mengemukakan kekhawatiran pada "ancaman keamanan berat" dari Arab Israel yang mendukung ISIS dan berhubungan dengannya.
"Keduanya mendukung ideologi membunuh kelompok teror ISIS, dan serangan mereka dilakukan berdasarkan dukungan itu," kata Shin Bet sebagaimana dikutip AFP.
Badan keamanan itu memperkirakan sekitar 50 orang Arab Israel melakukan perjalanan ke Irak dan Suriah untuk bertempur dengan ISIS.
Warga ketiga Umm al-Fahm, Firas Mahajna (24), juga ditangkap karena dicurigai memiliki senjata api dan mendukung ISIS menurut Shin Bet.