Pekanbaru (Antarariau.com) - Dinas Perindustrin dan Perdagangan Kota Pekanbaru menjamin ketersediaan pasokan sembilan bahan pokok (Sembako) menyusul tertutupnya jalur lintas Provinsi Sumatera Barat dan Riau akibat banjir dan tanah longsor.
"Pasokan Sembako terutama cabai dan sayuran aman," kata Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Pekanbaru, Mas Irba Sulaiman kepada Antara di Pekanbaru, Jumat.
Irba menuturkan bencana banjir dan longsor yang menyebabkan jalur Sumatera Barat (Sumbar) ke Riau lumpuh tersebut merupakan peristiwa yang terjadi hampir setiap tahun.
Untuk itu, dia menjelaskan bahwa pihaknya telah mengambil langkah antisipasi jauh hari sebelum bencana itu terjadi. Diantaranya adalah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Kota Pekanbaru untuk membangun dan mendata sentra-sentra hortikultura non dataran tinggi di Kota Bertuah.
"Alhamdulillah di sejumlah sentra sekarang sudah mulai panen, khusus untuk sayuran," jelasnya.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa pasokan sembako di Pekanbaru tidak hanya berasal dari Sumbar. Melainkan berasal dari Sumatera Utara, Jambi dan Pulau Jawa.
"Kalaupun terganggu itu tidak signifikan. Kita sudah mendata dan survei di pasar. Tidak ada kenaikan. Beberapa komoditas justru turun karena kelebihan pasokan dari Pulau Jawa," tuturnya.
Khusus untuk pasokan beras, dia mengatakan Bulog setempat juga telah memberikan jaminan. Bahkan, ia mengatakan panen raya baru saja dilakukan di Pelalawan. Sementara Bulog telah bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Pelalawan untuk menampung hasil panen raya tersebut.
"Jadi Insha Allah tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Semuanya tercukupi untuk kebutuhan masyarakat Pekanbaru dan sekitarnya," urainya.
Lebih jauh, Irba turut mengatakan bahwa Disperindag Pekanbaru telah bekerjasama dengan Polresta Pekanbaru untuk mengantisipasi spekulan yang menimbun komoditas.
"Meskipun kemungkinannya kecil. Karena kan tidak mungkin sayuran dan cabai itu ditimbun, pasti busuk," jelasnya.
Jalur penghubung Sumbar-Riau sejak Jumat hari ini putus total akibat banjir yang melanda di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumbar. Banjir itu terjadi diperbatasan Sumbar-Riau, atau tepatnya tidak jauh dari Kabupaten Kampar.
Selain banjir, juga terpantau sedikitnya sembilan titik longsor. Akibatnya bantuan tidak dapat dari Kota Padang menjadi terhambat. Petugas gabungan hingga kini masih berusaha membersihkan material longsor.