Pekanbaru (Antarariau.com) - Lembaga Perlindungan Anak Provinsi Riau mengungkap banyak kejanggalan pada kasus kematian bayi M. Zikri, yang diduga mengalami penyiksaan dan penelantaran saat berada di Panti Asuhan Tunas Bangsa di Kota Pekanbaru.
"Dari data rekam medik RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, tempat bayi sempat dirawat sebelum meninggal, ada luka bakar diperut bayi seperti bekas puntung rokok, dan ada luka di dubur bayi yang ditutupi dengan kunyit," kata Ketua LPA Riau, Ester Yuliani, kepada Antara di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, Jumat.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD Arifin Achmad, dr. Dessy Kustiati, bahwa bayi M. Zikri diantar oleh orang yang mengaku dari Panti Asuhan Tunas Bangsa pada tanggal 14 Januari 2017, pukul 22.45 WIB. Berdasarkan rekam medik, lanjutnya, bayi berusia 18 bulan itu tiba dengan kondisi sangat lemah, anemia, mengalami muntah dan diare, dehidrasi ringan-rendah, serta tidak mau makan.
Bayi M. Zikri awalnya masuk Instalasi Gawat Darurat, kemudian dipindahkan ke Ruang Merak yang khusus untuk anak namun kondisinya terus menurun. Meski sudah ditangani oleh dokter spesialis anak dengan berbagai cara, namun nyawa bayi tersebut tidak tertolong lagi dan dinyatakan meninggal dunia pada 15 Januari pukul 04.45 WIB.
Kepala Ruang Perawatan Anak RSUD Arifin Achmad, Yuni Artati, menambahkan bahwa bayi tersebut juga ada luka lecet pada bibirnya dan perutnya terlihat membesar. "Ada cacing keluar dari mulutnya, kemungkinan bayi itu cacingan makanya perutnya membesar," kata Yuni Artati.
Ia menambahkan, ada keanehan ketika bayi dinyatakan meninggal dunia, pihak panti asuhan tidak bisa dihubungi untuk proses mengantar jenazah.
LPA Riau menyatakan ada indikasi kuat telah terjadi eksploitasi terhadap anak-anak di Panti Asuhan Tunas Bangsa di Kota Pekanbaru, yang mengakibatkan seorang bayi disana meninggal dunia. "Pengurus panti asuhan juga baru melaporkan kasus kematian bayi tersebut dua hari setelah kematian kepada kepolisian," katanya.
Ia mengatakan pihak LPA Riau telah melakukan pengecekan kondisi Panti Asuhan Tunas Bangsa dan menemukan kondisi anak dan perlakuan pengurus kepada anak asuh tidak manusiawi.
"Bangunan sangat tidak layak mulai dari WC sangat jorok, ruang kesehatan lembap penuh air hujan, tempat jemuran sangat jorok, hingga makanan yang diberikan sangat tidak layak dan ada ulatnya. Panti seperti itu seharusnya ditutup agar tidak terjadi eksploitasi anak, supaya jadi pelajaran bagi yang lain kalau tidak bisa mengurus anak-anak dengan baik, jangan buka panti asuhan," tegasnya.
Berdasarkan keterangan dari RT setempat, lanjutnya, panti asuhan tersebut selama ini sangat tertutup dan tidak ada data-data yang disampaikan. Padahal, tempat itu sudah beroperasi selama 10 tahun.
"Keterangan pengurus panti bertolak belakang dengan keterangan RT setempat, bahwa mereka hanya ada dua orang pengasuh bukan lima seperti yang diklaim pengurus kepada kami. Dan anehnya lagi, pengurus mengaku tidak punya data kemana jenazah bayi M. Zikri sekarang, apakah diserahkan ke pihak keluarga atau kemana, sehingga makamnya tidak jelas," kata Ester.
Karena itu, LPA Riau meminta instansi terkait seperti Dinas Sosial Provinsi Riau dan Polresta Pekanbaru menindaklanjuti kasus kematian anak asuh panti asuhan tersebut. "Saya harap tempat itu ditutup saja, dan anak-anak dipindahkan ke panti milik dinas sosial," ujarnya.
Berita Lainnya
Ekonomi Pekanbaru mulai menggeliat, ini buktinya
05 March 2021 17:07 WIB
Pekanbaru kota tujuan investasi terbaik saat pandemi COVID-19, ini buktinya
22 November 2020 6:46 WIB
Pemko Dumai Klaim Angka Kemiskinan Menurun 1.210 Jiwa, Ini Buktinya
18 December 2017 23:50 WIB
Face Access Milik Vivo Diklaim Aman, Ini Buktinya
17 November 2017 9:25 WIB
Pemkab Kuansing Klaim Pelayanan Perekaman E-KTP Semakin Baik, Ini Buktinya
05 November 2017 21:50 WIB
Pabrik Mie Kuning di Panam Pakai Formalin, Ini Barang Buktinya
03 June 2017 17:05 WIB
Ternyata Keamanan Museum Sang Nila Utama Riau Meprihatinkan, Ini Buktinya
21 March 2017 22:15 WIB
Lebah Tergolong Binatang Pintar, Ini Buktinya
06 October 2016 9:06 WIB