Pekanbaru (Antarariau.com) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat jumlah penduduk miskin pada September 2016 turun 61.330 secara year on year (yoy) menjadi 501.590 jiwa (7,67 persen dari total jumlah penduduk) dibandingkan September 2015 yang mencapai 562.920 jiwa (8,82 persen).
"Penurunan tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh harga kebutuhan pokok yang terkendali dengan baik," kata Kepala BPS Riau Aden Gultom di Pekanbaru, Selasa.
Menurut dia, pengendalian harga kebutuhan pokok harus tetap terjaga mengingat komoditas barang-barang kebutuhan pokok memberikan pengaruh sebesar 70 persen untuk memicu kondisi kemiskinan.
Ia mengatakan secara relatif terjadi penurunan persentase penduduk miskin sebesar 1,15 poin dari 8,82 persen pada September 2015 menjadi 7,67 persen pada bulan September 2016.
"Selama periode September 2015 hingga September 2016, penduduk miskin di daerah pedesaan diperkirakan berkurang 50,66 ribu jiwa, dan di daerah perkotaan diperkirakan berkurang sebanyak 10,67 ribu jiwa," katanya.
Distribusi persentase penduduk miskin di Provinsi Riau pada September 2015 di perdesaan sebesar 9,95 persen, sedangkan di perkotaan sebesar 7,05 persen.
"Distribusi ini mengalami pergeseran pada September 2016, di mana persentase penduduk miskin mengalami penurunan di daerah perdesaan menjadi 8,51 persen dan perkotaan menjadi 6,38 persen," katanya.
Selama periode September 2015 hingga September 2016, Garis Kemiskinan (GK) naik sebesar 4,82 persen, yaitu dari Rp417.164 per kapita per bulan pada September 2015 menjadi Rp437.259 per kapita per bulan pada September 2016. Peran komoditas makanan terhadap GK, menurut dia, jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan).
Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan (GKM) terhadap GK pada September 2016 mencapai 73,59 persen.
Pada September 2016 GKM adalah sebesar Rp321.762,-sedangkan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) sebesar Rp115.497 pada periode September 2015 September 2016, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan.
Pada bulan September 2015, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) sebesar 1,453 turun menjadi 1,355 di September 2016, dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) pada September 2015 sebesar 0,446 turun menjadi 0,399 pada September 2016.
"Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin relatif mendekat pada garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin relatif turun," katanya.