Jakarta, (Antarariau.com) - Pelayanan informasi aeronautika (AIS) di Indonesia diharapkan dapat setara dengan pelayanan serupa di negara-negara maju mengingat hingga saat ini produk informasi aeronautika di Indonesia masih belum menyamai kualitas produk negara lain, kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Profesi Sistem Informasi Indonesia (Aisindo) Yayat Supriyatna.
"Harus diakui, itu memang fakta yang terjadi saat ini. Ketika sistem pelayanan di negara lain sudah terdigitalisasi, sehingga membuat pelayanannya lebih efisien dan cepat. Sementara di sini, pelayanan kita masih konvensional, masih pakai kertas," katanya di Jakarta, Senin.
Menurut dia, sedianya pemutakhiran sistem pelayanan informasi aeronautikal di Indonesia dapat dilaksanakan sejalan dengan program Pemerintah untuk mengalihkan secara bertahap pengelolaan produk dan pelayanan AIS kepada Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia.
Produk-produk AIS tersebut, dia menyebutkan antara lain meliputi Aeronautical Information Publication (AIP) yang berisi informasi dan data fasilitas, peralatan dan prosedur penerbangan, serta peta-peta penerbangan di Indonesia.
"Saat ini, AIP Indonesia dan peta-peta penerbangan masih menggunakan kertas, masih manual. Dampaknya, pilot lebih percaya dan mengunakan AIP dan peta-peta penerbangan milik Negara lain yang lebih mudah diakses karena sudah terekam secara digital di internet," katanya.
Manajemen LPPNPI, menurut Yayat, juga menyampaikan hal senada dengan dirinya dalam pelaksanaan Musyawarah Nasional ke-IV AISINDO di Makassar, 1- 2 Oktober 2015.
Pada acara Munas tersebut, Direktur Operasi LPPNPI Wisnu Darjono mengharapkan, setidaknya dalam kurun dua tahun ke depan AIS di Indonesia dapat setara dengan negara-negara maju.
"Program perbaikan harus dimotori oleh AISINDO, dengan mendorong profesionalisme petugas AIS. Tolok ukurnya dapat dilihat dari produknya. Apabila produknya dapat digunakan dan dipercayai oleh seluruh pilot di dunia, maka disitulah keberhasilan AISINDO," ujar Wisnu.
Sementara terkait kesiapan SDM, Direktur Personalia dan Umum LPPNPI, Saryono, yang juga menghadiri Munas AISINDO tersebut mengungkapkan bahwa hingga saat ini jumlah SDM untuk AIS masih sangat terbatas.
Saat ini petugas AIS yang berada di Perum LPPNPI yang tersebar di seluruh Indonesia hanya berjumlah 281 orang.
Menurut dia, kendati telah melakukan penjaringan SDM ke sejumlah sekolah milik pemerintah seperti STPI Curug maupaun ATKP Makassar, hasilnya terbilang nihil.
"STPI Curug maupun ATKP Makassar tidak mengadakan program diklat untuk AIS, sehingga lulusan untuk spesifikasi tersebut tidak kami dapatkan tahun ini. Kami berharap, ke depan dapat lebih di perhatikan," tutur Saryono.
Dia menambahkan, karena keterbatasan tersebut LPPNPI akan mengupayakan untuk membuat program-program pendidikan khusus guna memenuhi kebutuhan tersebut.
Berita Lainnya
Mudahkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Pemkab Siak Luncurkan Aplikasi Informasi Puskesmas
25 July 2017 20:25 WIB
Ombudsman RI Datang Apresiasi Pusat Pelayanan Informasi Masyarakat Pemkab Inhu
21 May 2016 18:41 WIB
KI Riau Terima Laporan Tahunan Pelayanan Informasi Publik Pemkab Inhu
05 April 2016 18:07 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB
Liburan Imlek, Pantai Selatbaru di Bibir Selat Malaka Dipadati Pengunjung
29 January 2017 21:40 WIB