Penderita ISPA Pekanbaru Bertambah 2.000 Dalam Sepekan

id penderita ispa, pekanbaru bertambah, 2000 dalam sepekan

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau mengungkapkan jumlah penderita Inpeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) di wilayah tersebut akibat terpapar kabut asap kebakaran lahan dan hutan dalam sepekan mencapai 2.000 jiwa.

"Data yang kami himpun pada 20 puskesmas jumlah warga Pekanbaru yang terserang ISPA sejak tanggal 7 September hingga kini bertambah sekitar 2.000 jiwa," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Pekanbaru Helda S Munir di Pekanbaru, Rabu.

Helda mengaku peningkatan itu merupakan hal yang luar biasa dan diyakini angka penderita ISPA sebenarnya jauh lebih besar lagi jika diakumulasikan dengan pasien yang berobat secara mandiri ke Rumah Sakit (RS) pemerintah maupun swasta serta klinik dan praktek dokter.

"Ini jelas dampak dari kabut asap dan memburuknya kualitas udara tiga pekan terakhir," sebut Helda.

Selain ISPA, kabut asap telah berdampak juga pada penyakit lain seperti diare, iritasi kulit, iritasi mata dan pneumonia.

"Ini penyakit ikutan ketika kualitas udara semakin buruk," tuturnya.

Helda membandingkan dengan hari normal tanpa asap, penyakit-penyakit tersebut jarang muncul sedangkan untuk ISPA tergantung musim penghujan, itupun jumlahnya "hanya" puluhan pasien perminggu.

Helda menilai penderita ISPA yang terjangkit sudah merupakan kejadian luar biasa sehingga membutuhkan penanganan yang darurat juga.

Sesuai data yang terkumpul, secara keseluruhan total penderita ISPA di Pekanbaru selama terpapar kabut asap sudah mencapai 4.700 orang lebih.

"Capaian tertinggi dalam sejarah kondisi kabut asap di Pekanbaru," tegasnya.

Masyarakat diharap ikut berperan serta secara sadar akan kesehatannya dengan mengurangi aktivitas diluar ruangan dan jika terpaksa berpergian keluar rumah harus menggunakan masker.

Selain itu pola makan harus diubah dengan lebih banyak mengkonsumsi air putih dengan suhu hangat hingga normal atau menghindari air dingin atau terpapar es.

"Perbanyaklah mengkonsumsi buah, sayuran serta multivitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta istirahat yang cukup," sarannya.

Sementara untuk penanganan bagi yang sudah terserang ISPA pemko Pekanbaru sudah menyiagakan 20 Puskesmas yang ada selama 24 jam.

Pemberian masker juga dilakukan melalui Puskesmas, perkantoran dan sekolah, persimpangan jalan secara gratis.

"Khusus bagi balita, ibu hamil dan lansia dimintakan tetap berada di dalam rumah," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Provinsi Riau sudah ditetapkan sebagai status darurat kualitas udara atau kabut asap oleh Gubernur pada Senin lalu.

Dengan demikian kabupaten/kota juga ikut menjalankan aturan operasional standar (SOP) penanggulangan dampak kabut asap di wilayah masing-masing.

Sehari berikutnya Wali Kota Pekanbaru juga ikut menerbitkan SK darurat kabut asap diwilayahnya.

"Pemko Pekanbaru sudah siapkan dana Rp1 miliar bagi tanggap darurat," ungkap Sekretaris Daerah Pekanbaru Syukri Harto.

Saat status darurat asap diumumkan, kondisi udara Pekanbaru Senin subuh hingga sore berada pada level sangat berbahaya dimana data Balai Lingkungan Hidup Pekanbaru mencatat konsentrasi partikulasi PM10 yang diterbitkan tanggal 14 September terhitung sejak pukul 00.00 wib PM10 sudah 567,86.

Angka itu terus bertambah hingga pukul 09.00 WIB menjadi 1.051,71.

Sementara ambang batas bagi manusia menurut Kementerian Lingkungan Hidup hanya 300.