Satelit Deteksi Sembilan Titik Panas Di Riau

id satelit deteksi, sembilan titik, panas di riau

Satelit Deteksi Sembilan Titik Panas Di Riau

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Satelit Terra dan Aqua mendeteksi sembilan titik panas (hotspot) yang menjadi indikasi kebakaran hutan dan lahan terdeteksi di Provinsi Riau, Senin, meski dalam beberapa hari terakhir sejumlah daerah tersebut sudah diguyur hujan.

"Ada sebanyak sembilan titik panas di Riau, semuanya di bagian utara yakni di Kabupaten Bengkalis," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sugarin, melalui pesan elektronik kepada Antara di Pekanbaru.

Dari hasil pencitraan satelit yang terbarui pukul 05.00 WIB tersebut, Sugarin mengatakan ada enam titik yang memiliki tingkat keakuratan diatas 70 persen yang kuat dipastikan adalah titik api kebakaran. Satu titik api berada di Kecamatan Bukitbati, dan sisanya berlokasi di Kecamatan Bengkalis.

Asap kebakaran di daerah tersebut berpotensi menuju Kota Pekanbaru karena secara umum angin berembus dari arah Barat Laut hingga Timur Laut dengan kecepatan 5--20 knots atau setara 9--39 km/jam. Meski begitu, ia mengatakan masih ada peluang hujan di Riau.

"Peluang hujan dengan intensitas ringan hingga sedang pada pagi, sore atau malam hari terjadi di wilayah Riau bagian barat, tengah dan selatan," katanya.

Sementara itu, berdasarkan data Satgas Siaga Darurat Kebakaran Riau, kualitas udara berdasarkan penghitungan alat Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) menunjukan polusi asap masih terjadi di Kota Dumai dan daerah Duri, Kabupaten Bengkalis. Penghitungan ISPU di Kota Dumai menunjukan angka 67 dan di Duri Camp pada angka 54 yang artinya status udara dalam kondisi "sedang" karena polusi asap.

Sesuai dengan klasifikasi ISPU, kondisi udara di Provinsi Riau tidak memberikan efek bagi manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, hewan, bangunan maupun nilai estetika.

Dari hasil rapat koordinasi di Posko Satgas Siaga Darurat Asap Riau di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru pada Senin pagi, Satgas meminta adanya helikopter khusus untuk menjatuhkan bom air yang langsung di bawah komando Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) maupun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau. Helikopter tersebut akan digerakan oleh posko sesuai dengan masukan dari daerah-daerah untuk mendukung pemadaman secara cepat, efisien dan tepat sasaran.

Selain itu, dalam rapat itu juga dibahas bahwa kemungkinan besar operasi modifikasi cuaca untuk membuat hujan buatan akan difokuskan ke pesisir Kabupaten Bengkalis.

Operasi yang dipimpin oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) itu kembali aktif setelah sebelumnya terkendala kerusakan pada pesawat Cassa 212 yang digunakan untuk menabur garam di udara.