Modifikasi Cuaca Di Riau Terkendala Kerusakan Pesawat

id modifikasi cuaca, di riau, terkendala kerusakan pesawat

Modifikasi Cuaca Di Riau Terkendala Kerusakan Pesawat

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Operasi Modifikasi Cuaca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi untuk hujan buatan dalam penanggulangan kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau dihentikan sementara akibat kerusakan mesin pesawat yang digunakan untuk menebar garam.

"Untuk sementara waktu teknologi modifikasi cuaca tidak bisa dilakukan karena kerusakan pesawat Cassa 212 yang digunakan untuk menebar garam," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan BPPT, F. Heru Widodo, ketika dihubungi Antara dari Pekanbaru, Rabu.

Ia menjelaskan pesawat Cassa 212 telah mulai melakukan operasi modifikasi cuaca di Riau sejak tanggal 2 Maret 2015. Namun, Heru mengatakan telah terjadi kerusakan mesin sebelah kiri pesawat yakni berupa kebocoran oli pada Rabu lalu (4/3), ketika pihaknya berupaya melakukan penerbangan kedua untuk penebaran garam. Kerusakan sepertinya cukup parah sehingga pesawat dinyatakan tidak layak terbang karena memerlukan onderdil pengganti yang harus dikirim dari Jakarta.

Operasi penyemaian awan dengan menebar garam pada hari Kamis sama sekali tidak bisa dilakukan. "Kalau onderdil yang dipesan dari Jakarta datang sesuai jadwal, maka kita bisa secepatnya melakukan operasi kembali," ujarnya.

BPPT berencana menggunakan dua pesawat untuk operasi modifikasi cuaca di Riau, yakni menggunakan Cassa 212 dan CN 295 milik TNI. Namun, proses peminjaman pesawat ternyata memakan waktu lama meski BPPT sudah mengirimkan surat kepada Panglima TNI sejak akhir Februari lalu.

"Penggunaan pesawat CN 295 masih sebatas rencana. Tapi saya dapat informasi, kabarnya pesawatnya sudah bisa digunakan pada tanggal 10 Maret nanti," ujar Heru.

Proses modifikasi cuaca sejauh ini cukup efektif karena kondisi cuaca ekstrim di wilayah Utara Riau sangat berpotensi tinggi memicu kebakaran, selain masih adanya aktivitas pembakaran lahan. Pesawat berbadan besar dinilai lebih efektif dalam penyemaian awan karena bisa menampung hingga lima ton garam, sedangkan Cassa hanya mampu mengangkut satu ton.

Setelah kebakaran sempat mereda dan terkendali sehari sebelumnya, puluhan titik panas (hotspot) kini mulai bermunculan lagi di Riau. Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sugarin, mengatakan berdasarkan pencitraan satelit Terra dan Aqua yang terbarui pukul 16.00 WIB, telah terdeteksi sebanyak 30 "hotspot" di Provinsi Riau.

"Titik panas banyak terdeteksi di Kabupaten Bengkalis yakni ada 17 titik yang tersebar di daerah Bukit Batu, Rupat, Rupat Utara," ujar Sugarin.

Pemerintah telah menetapkan status Siaga Darurat Kebakaran di Riau karena potensi kebakaran sangat tinggi khususnya di wilayah utara yang mengalami kemarau ekstrim. Berbagai upaya pemadaman dilakukan melalui pasukan darat, helikopter bom air, dan hujan buatan menggunakan operasi modifikasi cuaca.