Pekanbaru (ANTARA) - PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), bagian dari APRIL Group, berperan aktif dengan memberi dukungan pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam menerapkan strategi pengendalian kebakaran hutan dan lahan dengan melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) atau hujan buatan.
Saat ini, 36 persen zona musim Indonesia telah memasuki musim kemarau, termasuk Provinsi Riau berdasarkan analisis data dan pemantauan cuaca yang dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Musim kemarau kering ini diprediksi akan terjadi hingga akhir September 2024 dan jadi atensi agar tidak terjadi karhutla.
Direktur Pengendalian Karhutla KLHK, yang diwakili Kasubdirektorat Pengendalian Karhutla KLHK Anis Susanti Alfiati menyampaikan, perlu ada kesiapsiagaan, kewaspadaan, dan intensitas dalam upaya pengendalian Karhutla.
"Berbagai upaya pengendalian dan pencegahan terus dilaksanakan, antara lain melalui monitoring hotspot, patroli, baik mandiri maupun terpadu, penyuluhan kepada masyarakat, maupun patroli udara di wilayah rawan karhutla. Dengan dukungan OMC ini mudah-mudah dapat membantu menekan potensi Karhutla dan gambut terjaga kelembapannya serta tinggi muka air di kanal-kanal dapat dipertahankan," ungkap Anis Susanti Alfiati yang terhubung via video conference dari Jakarta saat Pembukaan OMC di Posko OMC, Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin. Rabu (26/6) kemarin.
Presiden Direktur (Presdir) RAPP Sihol Aritonang menyebutkan bahwa komitmen RAPP dalam memitigasi terjadinya Karhutla kembali ditunjukkan dengan mendukung pemerintah dalam mengambil langkah preventif, melalui OMC pada periode 14-25 Juni 2024.
Selain OMC, RAPP juga melakukan pengamatan dan pencatatan hidrologi, yakni terkait curah hujan dan kelembapan tanah, selama berlangsungnya operasi OMC.
"Upaya ini adalah bentuk kolaborasi semua pihak dalam mencegah terjadinya bencana Karhutla di tahun 2024. Perusahaan memberi dukungan penuh kepada pemerintah demi terhindarnya Riau dari bencana kebakaran lahan dan asap akibat kebakaran," jelas Sihol.
Sihol juga mengatakan support dari RAPP adalah bentuk komitmen perusahaan dalam memberi dukungan kepada pemerintah dalam menjaga lingkungan dan menanggulangi Karhutla.
Selain itu, RAPP juga menyiagakan tim pemadam yang siap turun ke lapangan memadamkan api bila Karhutla terjadi.
"Secara keseluruhan tim Fire RAPP berjumlah hampir 1.000 orang di head office. Yang kami lakukan sering berpartisipasi pada kebakaran di luar area konsesi, bahkan yang jaraknya sangat jauh, 50-100 kilometer. Kita komit tidak ada kebakaran di lahan kita, tapi banyak membantu kebakaran lahan masyarakat," katanya.
Dia menyampaikan pihaknya memiliki program desa bebas api. Program ini memberikan penghargaan kepada desa melalui penilaian tim independen berupa uang Rp100 juta jika tidak ada kebakaran.
Sejak diluncurkan pada tahun 2014, hingga tahun 2024, RAPP telah bermitra dengan 45 desa di 5 Kabupaten, Provinsi Riau, dengan total cakupan wilayah mencapai 902.872 hektar.
Terbaru, RAPP kembali menjalin kerjasama untuk mendukung upaya pencegahan Karhutla melalui Program Desa Bebas Api (Fire Free Village Program/FFVP). Pada Kamis, 20 Juni 2024, RAPP menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan tiga desa di Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Kampar, yakni Desa Air Hitam, Desa Lubuk Kembang Bunga, dan Desa Kuntu.
Penandatanganan MoU disaksikan oleh Bupati Pelalawan H. Zukri, Pj Bupati Kampar H. Hambali, serta para pejabat lainnya.
Program Desa Bebas Api RAPP mencakup elemen-elemen seperti penghargaan kepada desa yang berhasil mencegah kebakaran, perekrutan Forest Protection Ranger dari masyarakat, dan sosialisasi tentang bahaya pembukaan lahan dengan membakar.
Kerjasama ini diharapkan dapat terus memberikan dampak positif bagi keberlanjutan lingkungan dan menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam upaya perlindungan lingkungan.
Pada kesempatan berbeda, Flight scientist Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Riau Bayu Prayoga, selaku Koordinator Lapangan (Korlap) dalam OMC Provinsi Riau mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh RAPP, sebagai stakeholders yang turut menyukseskan kegiatan OMC.
"Secara kelembagaan kami senang dengan ekosistem yang terbentuk, kegiatan ini merupakan kerjasama yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan sektor swasta, dalam mendukung penuh kegiatan OMC di Provinsi Riau sehingga bisa berjalan dengan baik," ungkap Bayu, Selasa (25/6/2024).
Lebih lanjut, Bayu menyampaikan OMC merupakan kegiatan mitigasi Karhutla yang akan terus dilakukan selama periode transisi dari musim hujan ke kemarau. Bayu juga berharap kolaborasi pencegahan Karhutla yang melibatkan seluruh stakeholders ini tetap dapat berlanjut ke depannya.
"Dengan OMC kita bisa menjaga tingkat kebasahan lahan gambut di Provinsi Riau terutama menjelang puncak musim kemarau. Langkah ini merupakan persiapan kita agar lahan gambut tidak mudah terbakar," tutup Bayu.
Sebelumnya secara terpisah Kepala BMKG, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan, pada musim kemarau ini, pemerintah setempat diharapkan melakukan aksi mitigasi serta antisipasi kekeringan melalui OMC.
"OMC ini dilakukan dalam rangka bentuk antisipasi bencana kekeringan dan Karhutla," kata Dwikorita di Jakarta, Selasa (18/6).
Merespon masa kemarau yang sudah terjadi di Riau dan sebagai upaya pencegahan Karhutla, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau pun mulai melakukan OMC, berupa hujan buatan mulai 14 Juni 2024.
Proses hujan buatan di beberapa wilayah ini bekerjasama dengan satuan tugas (Satgas) Karhutla Riau. Sejak tanggal 14-18 Juni 2024 sudah menggunakan bahan semai NaCI powder sebanyak empat ton.
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Jim Gafur, mengatakan, hujan buatan dilakukan menggunakan pesawat Casa NC-212i A-2116 yang berasal dari Skadron Udara 4 Wing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh dan telah stand by di Pekanbaru.
Sasaran dari kegiatan OMC adalah daerah rawan terjadi Karhutla di Riau. Baik kawasan perkebunan, kawasan terbuka, mau pun hutan. Tujuan melakukan pembasahan, dengan harapan bisa meminimalisir terjadinya kebakaran.
Kegiatan OMC di Provinsi Riau bekerjasama dengan TNI AU Lanud Sultan Syarif Kasim II dan pesawat Casa 212 registrasi A-2116 dari Skuadron Udara 4 Malang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, dan RAPP.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau telah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) melalui Surat Keputusan (SK) nomor: Kpts.293/III/2024 yang ditandatangani oleh Penjabat (Pj) Gubernur Riau, SF Hariyanto.
Status siaga darurat Karhutla di Provinsi Riau berlaku mulai 13 Maret hingga 30 November 2024.
Berita Lainnya
Menteri ESDM Bahlil sebut kenaikan PPN 12 persen tak pengaruhi harga BBM
19 December 2024 16:58 WIB
Prof Haedar Nashir terima anugerah Hamengku Buwono IX Award dari UGM
19 December 2024 16:35 WIB
NBA bersama NBPA hadirkan format baru untuk laga All-Star 2025
19 December 2024 16:16 WIB
PPN 12 persen, kebijakan paket stimulus dan dampak terhadap ekonomi
19 December 2024 15:53 WIB
Pertamina Patra Niaga siap lanjutkan program BBM Satu Harga di 2025
19 December 2024 15:47 WIB
BNPT-PBNU sepakat terus perkuat nilai Pancasila cegah ideologi radikalisme
19 December 2024 15:38 WIB
Maskapai Garuda Indonesia tambah pesawat dukung operasional di liburan
19 December 2024 15:19 WIB
Kemenekraf berkolaborasi untuk bantu promosikan produk kreatif
19 December 2024 14:52 WIB