Pekanbaru (ANTARA) - Anggota DPRD Riau Abdullah menanggapi temuan 63 kilogram ganja di gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau yang dinilai mencoreng dunia pendidikan. Hal ini sangat memprihatinkan karena institusi pendidikan yang seharusnya menjadi tempat mencetak insan intelektual justru digunakan sebagai lokasi peredaran narkoba.
"Ini tamparan serius bagi dunia pendidikan, artinya kita kecolongan kalau lembaga pendidikan kita kenal intelektualitasnya, tapi ada kejadian seperti ini cukup mencoreng dunia pendidikan dan tentunya dunia pendidikan di Riau,"ujar Abdullah di Pekanbaru, Jumat.
Ia menegaskan bahwa kasus ini tidak boleh berhenti pada penangkapan semata. Ia meminta dilakukan evaluasi menyeluruh untuk mengetahui bagaimana narkoba bisa masuk dan beredar di lingkungan lembaga pendidikan yang seharusnya terhormat.
Pihaknya mendorong agar dilakukan evaluasi secara menyeluruh terkait insiden ini. Sebagai wakil rakyat, DPRD juga berencana memanggil pihak-pihak terkait untuk melakukan evaluasi dan menggelar rapat dengar pendapat bersama pihak kampus UIN Suska.
Menurut Abdullah, DPRD dan masyarakat Riau harus memandang masalah ini dengan sangat serius. Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan Kementerian Agama serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk turut melakukan evaluasi secara mendalam.
Abdullah menambahkan, lembaga pendidikan memegang peran penting dalam menentukan masa depan daerah dan bangsa. Oleh karena itu, semua pihak memiliki tanggung jawab dalam menjaga integritasnya.
Diketahui sebelumnya, tim BNNP Riau berhasil mengungkap jaringan peredaran ganja kering lintas provinsi yang menggunakan area kampus sebagai tempat penyimpanan.