Pekanbaru (ANTARA) - Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pekanbaru Tampan kembali menggelar kegiatan inklusi perpajakan pada tingkat Perguruan Tinggi bertajuk Tax Goes To Campus (TGTC) di Universitas Islam Riau di Pekanbaru, Kamis (21/11), yang dihadiri oleh mahasiswa Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan beberapa sivitas akademika kampus lainnya.
TGTC merupakan kegiatan rutin tahunan yang diadakan KPP Pratama Pekanbaru Tampan sebagai salah satu bentuk edukasi perpajakan kepada Calon Wajib Pajak untuk menumbuhkan kesadaran pajak sejak dini terkait manfaat dan fungsi perpajakan.
Dalam sambutannya, Kepala KPP Pratama Pekanbaru Tampan Imam Teguh Suyudi, menyampaikan bahwa kegiatan TGTC ini merupakan sarana dan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan kapasitas dan pengetahuan di bidang perpajakan.
“Di tahun 2045 nanti, kami para petugas pajak yang hadir di sini mungkin sudah pensiun, selanjutnya teman-teman mahasiswa yang menjadi generasi produktif yang bertanggungjawab memegang tongkat estafet pembangunan negara yang sangat bergantung pada perpajakan.
Oleh karena itu, kami berkunjung untuk memberikan sedikit bekal berupa materi perpajakan yang bisa teman-teman gunakan kelak,” ujar Imam disambut tepuk tangan para peserta.
Pihak kampus UIR menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan ini yang juga sejalan dengan konsep perkuliahan saat ini yang menuntut mahasiswa untuk proaktif mengembangkan diri selama masa kuliah untuk menambah nilai SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah).
Dekan FEB UIR Eva Sundari, dalam sambutannya, menyampaikandengan adanya kegiatan ini mahasiswa memperoleh soft skill khususnya di bidang perpajakan yang dapat berguna di dunia kerja nantinya.
Pada kesempatan ini, Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Pekanbaru Tampan Hotris Marojahan Samosir juga turut mengisi acara dengan memaparkan materi TGTC yang bertema “Lampaui Batas, Bangkit untuk Indonesia Emas”.
Dalam paparannya, Hotris menjelaskan peran mahasiswa sebagai generasi emas 2045 yang harus bisa berdaya guna bagi negara di tengah kecanggihan Artificial Intelligence (AI).
“Saat ini negara sudah banyak memberi fasilitas di bidang pendidikan, seperti Kartu Indonesia Pintar, beasiswa dan lain sebagainya yang tentu saja dananya berasal dari pajak. Sehingga seharusnya tidak ada lagi batasan bagi generasi muda saat ini untuk mengenyam pendidikan,” ujar Hotris.
Selanjutnya Hotris menjelaskan bagaimana mahasiswa perlu mempersiapkan diri untuk menjadi pekerja unggul sehingga nantinya akan memiliki penghasilan yang baik dan siap berkontribusi bagi penerimaan negara.
“Jangan sampai teman-teman mahasiswa di sini nanti malah jadi free rider. Menikmati fasilitas negara, tapi enggan untuk membayar pajak. Padahal pajak itu seharusnya dari kita dan untuk kita juga," ujarnya.
Paparan dilanjutkan dengan materi teknis terkait perhitungan sederhana dan kewajiban perpajakan untuk orang pribadi. Acara ditutup dengan kuis Teka-Teki Silang yang dikemas secara interaktif dan disambut antusias oleh para peserta. Mahasiswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dan diberi hadiah di akhir acara.
Penulis: Maria EM Damanik