PBB: Lebih dari 11.700 warga Ukraina tewas sejak dimulainya perang Rusia

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, PBB

PBB: Lebih dari 11.700 warga Ukraina tewas sejak dimulainya perang Rusia

Warga negara asing menyalakan lilin saat mengikuti kegiatan peringatan dua tahun invasi Rusia ke Ukraina di Kantor Konsulat Kehormatan Ukraina, Denpasar, Bali, Sabtu (24/2/2024). Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengenang para korban selama dua tahun invasi Rusia ke Ukraina sekaligus sebagai bentuk solidaritas warga komunitas Ukraina di Bali yang berharap perang tersebut dapat segera berakhir. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/YU)

Hamilton (ANTARA) - PBB mengatakan bahwa lebih dari 11.700 warga sipil tewas sejak dimulainya perang Rusia di Ukraina pada Februari 2022 dan mendesak para pemimpin yang mempersiapkan sesi Majelis Umum ke-79 untuk memanfaatkan semua peluang untuk mengakhiri konflik.

"Sayangnya, dua setengah tahun sejak eskalasi perang ini, situasinya terus memburuk. Jumlah korban tewas terus meningkat. Penderitaan manusia terus berlanjut pada tingkat yang tidak dapat ditoleransi," kata Penjabat Wakil Sekretaris Jenderal Urusan Kemanusiaan Joyce Msuya pada sidang Dewan Keamanan PBB, Selasa.

Sesi yang diadakan atas permintaan Perancis dan Ekuador tersebut membahas serangan Rusia terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil di Ukraina.

Msuya menekankan bahwa 10 juta orang terpaksa mengungsi di Ukraina dan serangan skala besar telah terjadi di seluruh negeri sejak 26 Agustus.

“Kami sangat prihatin dengan meluasnya pertempuran baru-baru ini ke daerah-daerah baru di kedua sisi perbatasan Ukraina-Rusia,” ucapnya.

Mengingat bahwa operasi militer di wilayah Kursk Rusia telah menyebabkan 130.000 orang mengungsi, Msuya mengatakan bahwa warga sipil dan infrastruktur sipil juga telah menjadi sasaran di wilayah tersebut.

“Saya harus mengingatkan semua pihak mengenai kewajiban untuk terus menjaga keselamatan warga sipil dan objek sipil sesuai tuntutan hukum humaniter internasional,” ujar dia.

Menekankan bahwa peningkatan aktivitas militer menghambat operasi kemanusiaan dan membahayakan pekerja bantuan, dirinya menyatakan terima kasih atas donasi hampir 1,4 miliar dolar AS (Rp21,56 triliun) untuk respons kemanusiaan bagi 14,6 juta orang di seluruh Ukraina.

“Namun, tiga perempat tahun berjalan, Rencana Kebutuhan dan Respons Kemanusiaan masih kurang dari separuh pendanaannya. Untuk mempertahankan operasi di lingkungan yang semakin kompleks dan berbahaya, kami sangat membutuhkan donor untuk meningkatkan dan mempercepat pendanaan yang fleksibel untuk respons tersebut,” tuturnya.

Msuya lebih lanjut menyerukan kepada para pemimpin dunia yang sedang mempersiapkan sesi Majelis Umum PBB ke-79 untuk memanfaatkan setiap kesempatan guna menjamin keputusan yang akan menyelamatkan warga sipil dan pada akhirnya mengakhiri perang.

Baca juga: Pemerintah Amerika Serikat batal kirim kontraktor untuk merawat F-16 ke Ukraina

Baca juga: Presiden Ukraina klaim pasukannya terus perluas kendali di wilayah Kursk, Rusia


Sumber : Anadolu