Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Gempa letusan masih mendominasi aktivitas Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang berada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"Pada pengamatan kegempaan periode Kamis (4/7) pukul 00.00-24.00 WIB, Semeru tercatat mengalami 159 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 10-22 mm, dan lama gempa 55-132 detik," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, Jumat.
Menurutnya gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang tersebut mengalami 12 kali gempa guguran dengan amplitudo 2-8 mm dan lama gempa 32-78 detik.
"Selain itu juga terekam mengalami 12 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-8 mm, dan lama gempa 28-74 detik, kemudian enam kali gempa tektonik Jauh dengan amplitudo 16-40 mm," tuturnya.
Gempa getaran banjir juga terekam di Gunung Semeru dengan amplitudo 10 mm dan lama gempa 2.026 detik karena hujan deras mengguyur puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
Sementara Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengatakan petugas melakukan evaluasi aktivitas Gunung Semeru secara bertahap.
"Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh hingga 30 Juni 2024, maka tingkat aktivitas Gunung Semeru tetap pada level III atau siaga dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan ancaman bahaya terkini," ujarnya.
Ia mengatakan pihaknya memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Kemudian di luar jarak tersebut, katanya, masyarakat juga diimbau tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) pada sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Kemudian warga juga dilarang beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar, di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.