Petani sawit ingin sarana prasarana kebun memadai

id Kelapa sawit,Samade

Petani sawit ingin sarana prasarana kebun memadai

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau Dr. Syahrial Abdi saat FGD dengan petani sawit.(ANTARA/Annisa Firdausi)

Pekanbaru (ANTARA) - Sebanyak 130 petani kelapa sawit dari berbagai daerah di Riau mendiskusikan penguatan perkebunan sawit rakyat melalui sarana prasarana, Kamis.

Focus Group Discussion (FGD) ini digelar Asosiasi Sawitku Masa Depanku (Samade) bersama Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) di Hotel Grand Elite, Pekanbaru.

"Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung dan penguatan perkebunan sawit rakyat melalui program sarpras. Kami mensosialisasikan bahkan meningkatkan motivasi petani dalam pengajuan program sarpras," ujar Sukanto selaku penanggung jawab kegiatan.

Ketua Umum Samade Tolen Ketaren menyebutkan kegiatan ini menjadi langkah Samade untuk mendukung keterjaminan keberlangsungan perkebunan kelapa sawit di Indonesia, khususnya di wilayah Riau.

"Rencana ini kita lakukan usai berjumpa dengan Dirjenbun di Jakarta dan diminta untuk menggalakkan sosialisasi program sarpras. Maka langsung kita lakukan dan wilayah Riau menjadi yang pertama kali," tuturnya.

Dikatakannya, kelapa sawit saat ini memiliki peran penting dan menjadi penyumbang devisa negara terbesar di Indonesia. Namun sayangnya, muncul berbagai permasalahan salah satunya kondisi infrastruktur yang rusak bahkan belum memadai.

Rusaknya jalan jalur angkutan kelapa sawit itu, membuat petani harus merogoh kocek lebih dalam dan biaya angkutan semakin besar.

Di samping itu, ada juga produksi rendah lantaran terkendala di pupuk atau pemilihan benih yang tidak bersertifikat. Terakhir kata Tolen, belum tersedianya alat langsir atau angkut yang dimiliki petani.

"Nah kita tau bahwa BPDPKS memiliki program untuk pemenuhan itu, sehingga seharusnya gelaran ini dimanfaatkan petani," tuturnya.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau Dr. Syahrial Abdi menyebutkan kegiatan ini seiring dengan langkah Provinsi Riau yang saat ini tengah menjaga konsistensi keberpihakan kepada petani kelapa sawit.

"Dari hitungan, kita perkirakan ada 860 ribu kelapa keluarga yang bekerja di perkebunan kelapa sawit. Jika satu keluarga saja ada 4 orang, maka ada 3,4 juta jiwa bergantung pada kelapa sawit," jelasnya.

Dikatakan Syahrial, ada lima sumber pendapatan di Riau, dan yang menjadi indikator penentuan besaran pendapatan tersebut adalah harga kelapa sawit. Artinya petani kelapa sawit juga berperan penting dalam pendapatan daerah.