Jakarta (ANTARA) - Akademis dari Program Magister Ilmu Komunikasi Binus Graduate Program Dr Viriena Puspita mengatakan remaja kerap menjadi korban dari misinformasi yang berkaitan dengan kesehatan seksual dan reproduksi.
“Banyak remaja di Indonesia, termasuk di Kampung KB Kecamatan Ciawi, Bogor, memiliki pengetahuan yang terbatas mengenai kesehatan seksual dan reproduksi. Mereka sering mendapatkan informasi dari sumber yang tidak dapat diandalkan, seperti teman sebaya, media sosial, dan internet, yang dapat menyebarkan informasi yang salah,” ujar Viriena di Jakarta, Sabtu.
Dia menambahkan survei awal oleh OnTrackMedia Indonesia (OTMI) pada tahun 2014 menunjukkan adanya praktik seksual tidak aman di kalangan pelajar SMP berusia 13-14 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa remaja sering kali tidak memiliki akses ke informasi yang benar dan akurat mengenai cara melindungi diri mereka sendiri.
Selain itu, sebanyak 46,1 persen perempuan Indonesia mengalami kehamilan pertama sebelum usia 20 tahun. Kehamilan remaja di Indonesia sangat terkait dengan pernikahan pada usia anak-anak dan sering terjadi akibat kurangnya pengetahuan dan misinformasi tentang kesehatan seksual dan reproduksi.
“Misinformasi dapat menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan,” jelas dia.
Selain itu, remaja juga merasa malu atau takut untuk bertanya tentang kesehatan seksual dan reproduksi kepada orang tua atau guru karena topik ini dianggap tabu. Hal itu memperburuk keadaan karena remaja lebih cenderung mencari jawaban dari film, internet, dan teman-teman sebaya yang juga mungkin tidak memiliki informasi yang akurat.
“Akibat kurangnya akses atas informasi yang akurat, positif, dan inklusif mengenai kesehatan seksual dan reproduksi, sehingga remaja mempercayai mitos yang cenderung tidak benar,” terang dia lagi.
Oleh karena itu, dalam upaya membantu program pemerintah mengurangi disparitas kualitas kesehatan dan perencanaan keluarga sejahtera di Indonesia, Program Magister Ilmu Komunikasi Binus Graduate Program Jakarta menginisiasi Proyek Inisiatif Literasi Digital 5.0++ lintas lini. Kegiatan dilaksanakan di Desa Banjarwangi, Ciawi, Bogor.
Proyek itu bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup di Kampung KB sesuai dengan target 37 dari Sustainable Development Goals (SDGs), yang berhubungan dengan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk informasi dan pendidikan.
Baca juga: Lindungi Hak Kesehatan Seksual Perempuan, PPSW Bentuk Forum Multi Stakeholder
Berita Lainnya
NBA bersama NBPA hadirkan format baru untuk laga All-Star 2025
19 December 2024 16:16 WIB
PPN 12 persen, kebijakan paket stimulus dan dampak terhadap ekonomi
19 December 2024 15:53 WIB
Pertamina Patra Niaga siap lanjutkan program BBM Satu Harga di 2025
19 December 2024 15:47 WIB
BNPT-PBNU sepakat terus perkuat nilai Pancasila cegah ideologi radikalisme
19 December 2024 15:38 WIB
Maskapai Garuda Indonesia tambah pesawat dukung operasional di liburan
19 December 2024 15:19 WIB
Kemenekraf berkolaborasi untuk bantu promosikan produk kreatif
19 December 2024 14:52 WIB
Mengapa tidur menggunakan lensa kontak dapat bahayakan mata, begini penjelasannya
19 December 2024 13:25 WIB
Erick Thohir beberkan hasil transformasi sepak bola Indonesia ke FIFA
19 December 2024 13:18 WIB