Jakarta (ANTARA) - Meski sudah dinyatakan sembuh dari kanker, penyintas tetap membutuhkan perawatan kesehatan yang sedikit berbeda, kata Medical Quality Manager Good Doctor Technology Indonesia dr Elizabeth C. Palar.
"Transisi kehidupan usai menyelesaikan pengobatan kanker bagi para penyintas memakan waktu lebih lama, oleh sebab itu, survivor care plan (rencana perawatan kesehatan) sangat dibutuhkan dengan memberdayakan para penyintas dan penyedia layanan kesehatan untuk bekerja sama memenuhi kebutuhan perawatan masa transisi tersebut," kata dr Elizabeth dalam keterangannya dikutip Kamis.
Plan atau rencananya akan berisi tentang catatan kanker dan riwayat pengobatan, hingga pemeriksaan atau tes lanjutan yang dibutuhkan di masa mendatang. Selain itu, juga dapat mencantumkan kemungkinan efek jangka panjang dari perawatan, serta rencana untuk tetap sehat.
"Dalam melakukan penanganan untuk penyintas kanker, wajib memiliki catatan yang berisi ringkasan perawatan serta rencana perawatan kelangsungan hidup di masa mendatang," katanya.
Isi catatan dari survivor care plan di antaranya adalah ringkasan perawatan untuk survivor kanker yang mencakup informasi diagnostik dan pengobatan seperti jenis kanker, tingkat keparahan (stadium, grade, atau kelompok risiko), tanggal diagnosis, dan laporan patologi.
Adapula jenis pengobatan yang diterima, termasuk nama dan dosis semua obat, serta jumlah total dan lokasi terapi radiasi yang diterima.
Selanjutnya adalah rencana perawatan survivorship yakni rencana perawatan kelangsungan hidup atau survivorship, disebut juga sebagai rencana perawatan tindak lanjut yang memang dikembangkan untuk setiap penyintas. Perawatan survivorship ini akan didasarkan pada jenis kanker serta pengobatan yang diterima.
Misalnya, beberapa orang mungkin perlu kembali berkunjung setiap bulan selama tahun pertama setelah mereka menyelesaikan pengobatan. Namun ada juga, sebagian yang mungkin tidak perlu kembali sesering itu.
Survivor care plan bisa didukung dengan memanfaatkan layanan telemedisin.
Dr Elizabeth membagikan pengalamannya melakukan telekonsultasi dengan pasien kanker yang selesai kemoterapi serta mengalami mual dan muntah.
"Pasien kanker yang masih dalam masa pengobatan juga dapat melakukan telekonsultasi melalui aplikasi Good Doctor. Kami akan memberikan arahan terbaik sesuai dengan kaidah medis yang kami miliki," kata dr. Elizabeth.
Arahan mengenai obat-obatan yang bisa dikonsumsi sementara waktu untuk meringankan gejala, langkah-langkah selanjutnya yang perlu dilakukan, serta memberikan ketenangan mental kepada pasien sehingga pengobatan bisa berjalan lancar dan pasien bisa sembuh, tambah dia.
Salah seorang penyintas kanker nasofaring yakni Clara Sambudiono mengatakan dirinya juga memanfaatkan layanan telemedisin untuk perawatan kesehatannya, terutama saat pandemi COVID-19.
"Terutama saat pandemi saya memanfaatkan layanan telekonsultasi di telemedisin," katanya.
Baca juga: Warga Aceh aksi cukur gundul massal dukung pejuang kanker
Baca juga: DPRD Riau kawal pembangunan RS pusat pengobatan jantung
Berita Lainnya
Menaker Yassierli sebut miliki JKP sebagai langkah mitigasi hadapi PHK
26 November 2024 17:03 WIB
Presiden Prabowo naikkan Rp2 juta untuk guru non-ASN dan 1 gaji pokok untuk ASN
26 November 2024 16:54 WIB
Majelis Permusyawaratan Rakyat resmi bentuk Kaukus Kebangsaan dan Pembangunan Berkelanjutan
26 November 2024 16:48 WIB
Telkomsel hyper AI terapkan teknologi self-adaptive feedback terbaru bersama ZTE untuk perkuat jaringan 4G di Makassar dan Kendari
26 November 2024 16:28 WIB
Ini upaya BPBD DKI Jakarta agar TPS aman dari banjir saat pilkada
26 November 2024 16:19 WIB
Di hadapan Presiden Prabowo dan MBZ, Menteri ESDM sepakati kerja sama energi
26 November 2024 16:14 WIB
Akademisi: Indonesia berpotensi tinggi kembangkan industri dirgantara dalam negeri
26 November 2024 16:07 WIB
Presiden Prabowo Subianto panggil menteri-menteri bahas bansos hingga gaji guru
26 November 2024 15:40 WIB