Pekanbaru (ANTARA) - Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama PP Aisyiyah berkomitmen berperan mencegahstunting dan gizi buruk di Indonesia melalui edukasi gizi serta sosialisasi langsung ke masyarakat sebagai upaya peningkatan literasi gizi keluarga.
Ketua Harian YAICI Arif Hidayat di Pekanbaru, Senin, menyebutkan pihaknya berniat membantu Pemerintah untuk menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.
Sebab selama ini data yang dipaparkan berbeda dengan fakta di lapangan. Bahkan terdapat beberapa daerah yang mengklaim zero stunting, namun saat pihaknya survei ke lapangan, faktanya berbeda.
Arif menjelaskan penyebab stunting dipicu akan tiga hal, yaitu pola konsumsi makanan terutama terkait asupan gula, pola asuh dan sanitasi. Terkait asupan gula menjadi perhatian penting karena saat ini masih banyak masyarakat yang belum tahu.
YAICI mengangkat isu soal Susu Kental Manis (SKM) yang banyak dianggap sebagai susu. Padahal SKM bukanlah susu, melainkan bahan tambahan dalam makanan.
Oleh karena itu SKM tidak boleh dijadikan minuman susu untuk anak sebab kandungan gulanya mencapai 22 gram atau 50 persen per sachet.
"Dalam satu sachet SKM mengandung 22 gram gula. Sedangkan batas konsumsi gula harian hanyalah 23 gram perharinya," sebutnya.
Persepsi keluarga di Indonesia yang menganggap SKM adalah susu hingga dikonsumsi setiap hari juga berdampak pada angka stunting di Indonesia.
"Selain itu karena kelebihan asupan gula banyak anak yang menderita diabetes. Jika anak mengkonsumsi susu dengan benar, maka tumbuhkembangnya juga akan bagus," ucap Arif.
Bila anak telah memiliki ketergantungan pada SKM yang memiliki rasa amat manis, hal itu akan menyulitkan. Anak akan malas makan makanan lain dan tak mendapatkan gizi yang cukup.
Upaya mencegah hal ini bukanlah sesuatu yang mudah sebab pencegahan stunting hanya dapat dilakukan hingga anak berusia dua tahun. Jika melebih ini hanya tubuhnya yang bertambah tinggi sedangkan otaknya tidak.
"Stunting adalah gagal tumbuh pada anak. Tubuh anak-anak yang mengalami stunting akan pendek. Semua stunting pasti pendek dan akan bodoh karena otaknya tidak berkembang," jelasnya.
"Dalam uji coba pendampingan parenting selama 21 hari terhadap 30 anak, 29 anak berhasil mengubah kebiasaannya mengonsumsi SKM. Oleh karena itu, dukungan dari berbagai pihak diperlukan," pungkas Arif.
Berita Lainnya
Menko PMK ajak PP Aisyiyah cegah stunting demi cetak generasi unggul
11 August 2023 16:31 WIB
Presiden Jokowi buka Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Surakarta
19 November 2022 12:40 WIB
DWP UP Kominfo Kampar bantu jilbab dan selimut ke Panti Putri Aisyiyah
08 January 2022 0:56 WIB
PD Aisyiyah Kampar kembali bantu guru TK/PAUD
19 May 2020 21:29 WIB
Gerakan Taawun Nasional, Aisyiyah Kampar bagi 301 sembako
25 April 2020 9:32 WIB
Vihara Kirti Bagansiapiapi bangun Klinik Kesehatan Putri Aisyiyah Rohil
18 January 2020 21:28 WIB
Korda Kampar KPPI Riau Silaturrahmi Panti Putri Aisyiyah
13 April 2018 17:25 WIB
Sekda Buka Muscab III Muhammadiyah dan Aisyiyah Cabang Kampar
28 April 2016 17:11 WIB