Pemkab Siak peringati peristiwa sejarah dengan "Gowes"

id Perang guntung, gowes siak, siak, pahlawan siak,Buwang asmara, tengku buwang asmara

Pemkab Siak peringati peristiwa sejarah dengan "Gowes"

Kegiatan gowes Napak tilas Perang Guntung yang terjadi 262 tahun lalu. (ANTARA/HO-Pemkab Siak)

Siak (ANTARA) - Bupati Siak Alfedri melepas puluhan peserta bersepeda atau "gowes" Jelajah Sejarah dan Napak tilas Sultan Siak II Tengku Buwang Asmara Sultan Mahmud Abdul Jalil Muzaffarsyahmulai dari Kampung Tengah, Kecamatan Mempura, dan finis di Kampung Selat Guntung, Kecamatan Sabak Auh.

Kegiatan gowes ini menempuh jarak 60 kilometer akan dalam rangka mengingat perlawanan sultan tersebut melawan Belanda. Keberaniannya berperang melawan Belanda terjadi di Selat Guntung sekitar tahun 1759.

"Kegiatan ini dilaksanakan agar kita dan masyarakat Kabupaten Siak mengingat kembali perjuangan Sultan Siak ke II Tengku Buwang Asmara," kata Bupati SiakAlfedri.

Alfedri bersama wakil Bupati Husni Merza dan Sekda Arfan Usman yang juga tergabung di rombongan gowes penuh semangat menuju ke lokasi acara atau finis. Setibanya di kampung selat Guntung Bupati dan rombongan disambut antusias oleh masyarakat.

Usai acara, Bupati Alfedri beserta Sekretaris Daerah Arfan Usman meninjau lokasi Tugu Perang Guntung. Letaknya 5 kilo meter dari lokasi acara Mesjid Al-Hidayah, Kampung Selat Guntung.

Alfedrimenyebutkan pihaknya mengusulkan Sultan Siak II itu sebagai pahlawan nasional namun butuh proses yang panjang dan Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Kabupaten Siak saat ini sedang menyiapkan dokumen, lukisan Tengku Buwang Asmara, dan dalam waktu dekat akan mengelar seminar nasional.

"Alhamdulillah, kegiatan ini berjalan lancar, peserta gowes bersemangat, masyarakat Sabak Auh pun antusias mengikuti kegiatan ini. Mari bersama-sama kita dukung Tengku Buwang Asmara menjadi Pahlawan Nasional," pintanya.

Kisah perang Guntung ini diabadikan di dalam manuskrip Syair Perang Siak yang sangat terkenal di lingkungan Kerajaan Siak dan Pelalawan. Armada perang Sultan Muzafar Syah ini terdiri dari kapal besar dan kecil yaitu kapal penjajah yang dilengkapi meriam.

Baca juga: Bupati Siak kembali datangi ANRI cari dokumen Tengku Buang Asmara

Baca juga: Pengusulan Tengku Buang Asmara jadi pahlawan nasional diajukan 2022