Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins serta Duta Besar Italia dan Timor Leste untuk Indonesia Benedetto Latteri menemui dua aktivis muda Indonesia yang berkecimpung dalam isu perubahan iklim.
Kedua pemuda tersebut akan terbang ke Milan, Italia untuk mewakili Indonesia di acara Pra-COP Youth, "Youth4Climate: Driving Ambition" yang diselenggarakan oleh Pemerintah Italia.
Baca juga: Dubes RI untuk Brunei Darussalam usulkan perbaikan tata kelola pengiriman pekerja migran
Konferensi perubahan iklim PBB COP26 akan berlangsung di Glasgow pada 1-12 November dan akan dihadiri banyak pemimpin dunia.
Sebelum mereka terbang ke Milan, Dubes Latteri bersama Dubes Jenkins menjamu mereka berdua di kediamannya untuk berbincang santai.
Mereka berbicara dengan penuh semangat tentang berbagai topik, termasuk bagaimana energi baru terbarukan, terutama tenaga surya, dapat membantu daerah-daerah terpencil di Indonesia mengakses listrik; solusi berbasis alam yang dapat melawan perubahan iklim dan menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat adat; pentingnya bekerja untuk membuat komoditas pertanian dan pariwisata lebih berkelanjutan; dan apa yang dapat dilakukan para pemuda untuk mengatasi perubahan iklim.
Baca juga: Dubes RI di Singapura sebut banyak negara tertarik investasi di Indonesia
"Kami mengadakan diskusi yang luar biasa dengan dua perwakilan Indonesia untuk acara "Youth4Climate: Driving Ambition" di Milan pada akhir bulan ini. Suara kaum muda sangat penting didengar dalam debat iklim dan yang lebih penting lagi bagi Indonesia dengan 50 persen penduduknya berusia di bawah 30 tahun," kata Dubes Owen dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Dia berpendapat kesempatan ini sangat menyenangkan karena bisa mendengar ambisi, kreativitas, dan inspirasi dari kaum muda.
"Keinginan mereka untuk membawa ide-ide mereka ke Milan sehingga seluruh dunia akan mendengar apa yang dikatakan Indonesia menjadi sebuah ide yang sangat baik," ujar Owen.
Baca juga: Pimpinan KPK dan Dubes Swiss untuk Indonesia bahas tantangan pemberantasan korupsi
Sementara itu, Dubes Latteri mengatakan bahwa ia sangat kagum dengan dua wakil pemuda Indonesia di acara "Youth4Climate Milan".
"Mereka menyiapkan diri dengan sangat baik, termotivasi dan berkomitmen akan peran mereka, dan mereka ingin menunjukkan bagaimana anak muda Indonesia yang terlibat dapat berperan menambah rekomendasi, momentum, dan energi dari Konferensi Perubahan Iklim yang penting di Glasgow. Saya berharap dapat bertemu mereka lagi setelah acara Milan, untuk menindaklanjuti diskusi kami hari ini,” katanya.
Salah satu Perwakilan Pemuda Indonesia Steven Setiawan mengaku sangat senang datang ke pertemuan ini untuk bertemu dengan Duta Besar dari Italia dan Inggris.
Baca juga: Dubes RI untuk China Djauhari yakin skema pembayaran rupiah-yuan pulihkan ekonomi nasional
"Kami berdiskusi tentang empat topik yang akan dibahas dalam acara ‘Youth4Climate: Driving Ambition’ dan bagaimana kami dapat berkolaborasi di masa depan. Kami berharap dapat mewujudkan harapan, keinginan dan aspirasi mewakili berbagai kelompok pemuda di Indonesia dengan membawa suara mereka ke Milan,” katanya.
Menurut Steven, kaum muda percaya perubahan iklim tidak hanya untuk Indonesia, tetapi masalah bagi semua negara.
"Salah satu kesimpulan utama saya dari dialog kami dengan para duta besar adalah kami tidak menyalahkan siapapun. Ini adalah era kolaborasi, bukan kompetisi. Jadi, mari kita bersatu untuk melawan perubahan iklim dan mengurangi emisi global", tukas Steven.
Baca juga: Bakamla RI bersama Dubes Jepang bahas kerja sama keamanan dan keselamatan laut
Untuk kali pertama, acara pemuda pra-COP yang diselenggarakan oleh Pemerintah Italia pada 28-30 September 2021 akan dihadiri oleh sekitar 400 anak muda paling menakjubkan di dunia dari 197 negara anggota.
Tema Youth COP adalah “Youth4Climate: Driving Ambition” dan memberi kesempatan kepada kaum muda, kelompok yang akan paling terdampak jika dunia gagal menjaga kenaikan suhu rata-rata global hingga 1,5 derajat Celcius. Mereka berkumpul dan membahas tindakan mendesak yang diperlukan untuk mengatasi perubahan iklim dan mempresentasikan rekomendasi mereka pada pertemuan tingkat menteri pra-COP