Stok vaksin menipis, Gubri harus "jemput bola" ke pusat

id Dprd Riau,Agung nugroho

Stok vaksin menipis, Gubri harus "jemput bola" ke pusat

Sejumlah pasien menjalani perawatan di tenda darurat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dumai, Riau, Selasa (27/7/2021). (ANTARA/Aswaddy Hamid)

Pekanbaru (ANTARA) - Stok vaksin yang ada di kabupaten/kota di Provinsi Riau sudah mulai menipis bahkan ada beberapa kota sudah kehabisan vaksin. Hingga saat ini, Pemerintah Provinsi Riau masih menunggu kiriman vaksin dari pemerintah pusat.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPRD Riau Agung Nugroho di Pekanbaru, Kamis, meminta Gubernur Riau Syamsuar bersama Dinas Kesehatan Provinsi Riau untuk langsung melobi pemerintah pusat agar segera mengirimkan dosis vaksin ke Riau. Pasalnya, capaian pelaksanaan vaksinasi di Riau masih minim, jika dibandingkan daerah lain.

"Kami minta Pemprov jangan hanya sifatnya menunggu. Harus jemput bola, kami minta pak Gubernur dan Diskes untuk langsung melobike pusat," ucap Agung.

Berdasarkan data dari Dinas kesehatan Provinsi Riau, hingga Selasa (27/7) lalu, capaian pelaksanaan vaksinasi di Riau baru mencapai 19,3 persen dari total target sasaran vaksin sebanyak 4.475.860 orang. Jika merujuk pada data tersebut, maka saat ini masih tersisa 3.613.344 warga Riau yang sudah masuk dalam daftar sasaran vaksin yang belum disuntik vaksin COVID-19.

"Padahal program vaksin ini kan salah satu cara untuk memerangi COVID-19. Bali saja sudah mencapai 85 persen yang divaksin, tapi Riau masih 20 persen," ujar Ketua DPC Demokrat Pekanbaru itu.

Disamping itu, Agung juga menyoroti kenaikan harga obat-obatan dan alat kesehatan. Bahkan, jumlahnya pun dalam kondisi terbatas

Agung menyarankan agar gubernur dan kepala daerah lainnya melakukan sidak ke apotik dan tempat penjualan alat kesehatan. Salah satu yang paling mengalami kenaikan signifikan yakni regulator tabung oksigen yang sulit didapat dan harganya naik hingga tiga kali lipat .

"Dulu harganya Rp 500 ribu sekarang di atas Rp1,5 juta. Ini harus dicek," ujar Agung.