Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Riau menyebut memiliki lahan tambak potensial budi daya udang vaname (udang air payau) seluas 1.300 hektare di Kabupaten Bangkalis dan 1.000 hektare di Kota Dumai yang bisa dijadikan sebagai lumbung udang vaname (vaname estate).
"Budi daya udang vaname tidak kalah menguntungkan dari perkebunan sawit. Jika masyarakat memiliki lahan 1.000 meter per segi saja, maka berdasarkan analisis usahanya akan mendapatkan keuntungan Rp87 juta dengan masa panennya tiga sampai empat bulan," kata Kepala Bidang (Kabid) Budidaya Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau, Odor Juliana di Pekanbaru, Jumat.
Pembudidayaan udang vaname ini, bisa menjadi sektor yang sangat strategis dan menguntungkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Lahan tambak di Kabupaten Bengkalis memiliki potensi udang vaname 1.300 hektare lebih namun, saat ini yang baru dimanfaatkan hanya sekitar 100 hektare saja dengan jumlah pembudidaya 61 pengusaha.
Kemudian, untuk Kota Dumai, akan ada program dari Dinas KP Provinsi Riau didukung Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) RI, yang akan direncanakan untuk membangun 1.000 hektare tambak udang vaname.
"Di Dumai rencananya akan kita bangun di Kelurahan Sungai Geniot, Kecamatan Sungai Sembilan, sepanjang garis pantai disana itu memang sangat potensial sekali untuk dijadikan vaname estate," katanya.
Selanjutnya, di kawasan itu akan dibangun industri hulunya sampai hilirnya untuk pengolahan udang vaname, mulai dari pengadaan pabrik pakannya karena 70-90 persen keberhasilan dari budidaya ditentukan oleh pakan. Sedangkan ongkos produksi terbesar adalah pembelian pakan.
Untuk mendukung ketersediaan pakan berbiaya murah, harus diprogramkan melalui gerakan pakan mandiri yang bahan bakunya dari lokal supaya bisa menekan ongkos produksi. Selain itu,memanfaatkan benih yang ada bekerja sama dengan kabupaten/kota, balai benih, pakannya sampai ke pemasarannya direncanakan.
Udang vaname Riau ini rencananya akan ditagerkan mengisi ekspor ke beberapa negara, karena KKP menargetkan target produksi udang yang akan diekspor itu dari tahun 2019-2024 ditingkatkan sebesar 250 persen.
"Target peningkatan ekspor komoditas non migas itu sebesar 250 persen, dalam rangka memenuhi target ini maka KKP akan menumbuhkan usaha baru dan produksi baru salah satunya di Dumai," ujarnya.
Pandemi COVID-19 sangat mempengaruhi kondisi tambak budidaya udang vaname, seperti mendatangkan benih.
Odor menyebutkan, tadinya benih udang tersebut didatangkan dari Hawai, namun karena pandemibanyak yang tutup sehingga tidak bisa di impor. Banyak akhirnya benih liar yang digunakan, karena pembudidaya hanya mementingkan bagaimana cara agar tambak yang dikelolanya bisa terisi.
"Dampaknya udang vaname sering diserang penyakit, karena itu tadi tidak jelas asal benihnya dan benih tidak bermutu. Kkemarin terjadi kematian massal udang vaname yang baru ditebar, artinya bibitnya tidak bagus," tuturnya.
Baca juga: Santri Tani NU Kunjungi Tambak Udang Vaname di Dumai
Baca juga: Gubri panen udang vaname di Rupat Utara