Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono membeberkan upaya antisipasi ancaman kepunahan potensi kelautan, khususnya di perairan Indonesia.
Menteri Sakti Wahyu mengatakan ancaman ini dapat timbul karena faktor internal maupun eksternal, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut.
Baca juga: Mengantisipasi dampak pada masa musim paceklik ikan pada masa pandemi
“KKP memiliki tiga program yang bermuara pada keberlanjutan sumber daya laut dan perikanan nasional," katanya dalam orasi ilmiah Dies Natalis ke-25 Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Unhas secara virtual, Sabtu.
Tiga program tersebut, adalah peningkatan PNBP dari sumber daya perikanan tangkap, perikanan budidaya untuk kesejahteraan, dan pengembangan kampung budidaya untuk pemulihan ekonomi masyarakat dan penyerapan tenaga kerja.
Untuk mewujudkan berbagai program tersebut, Menteri Sakti Wahyu mengatakan peranan riset sangat penting, serta memaksimalkan penerapan teknologi untuk meningkatkan kualitas produksi perikanan dan menjaga lingkungan tetap lestari.
Pada kesempatan tersebut, ia juga mengharapkan peran aktif sivitas akademika untuk bersama-sama membangun perikanan dan kelautan Indonesia.
"Dengan memberikan masukan serta melakukan monitoring dan evaluasi terhadap perumusan kebijakan yang mampu memberdayakan masyarakat," kata Menteri Sakti.
FIKP Unhas, dalam pandangan Menteri Sakti, ikut bertanggung jawab dalam membentuk sumber daya manusia bidang kelautan dan perikanan yang kompeten dan berdaya saing. Hal ini merupakan modal awal dalam memajukan bangsa dan negara.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan potensi laut dan perikanan yang seharusnya mampu menjadi modal untuk mewujudkan cita-cita Poros Maritim Dunia.
Indonesia memiliki hak untuk melakukan upaya pertahanan dan keamanan di sektor maritim. Selain itu, Indonesia memiliki potensi keragaman hayati sebagai negara mega-biodiversitas, dengan potensi mencapai 12,54 juta ton per tahun.
Selain itu, Indonesia memiliki potensi atas hak nonhayati melalui pariwisata bahari. Wilayah laut Indonesia juga memiliki potensi energi terbarukan dan energi fosil dengan cekungan minyak dan gas mencapai lebih sembilan miliar barel.
"Singkat kata, dalam sudut pandang kehidupan berbangsa dan bernegara, laut Indonesia adalah aset atau kapital untuk pertahanan, meningkatkan pendapatan negara dan kemakmuran masyarakatnya,” kata Menteri Sakti.
Baca juga: Kementerian Kelautan dan Perikanan tetapkan 20 ikan termasuk jenis yang dilindungi
Baca juga: Kementerian Kelautan dan Perikanan inisiasi kemitraan untuk perkuat pengelolaan wisata perairan
Pewarta: Abdul Kadir
Berita Lainnya
Menag akan batasi perjalanan dinas seluruh jajarannya
15 November 2024 17:12 WIB
PLN dorong mahasiswa perguruan tinggi di Riau berinovasi kembangkan teknologi kendaraan listrik
15 November 2024 16:49 WIB
Rasa autentik rempah khas Indonesia di Vientiane, Laos
15 November 2024 16:15 WIB
Presiden Prabowo sampaikan tekad Indonesia lakukan hilirisasi sumber daya
15 November 2024 15:25 WIB
Reses DPD RI ke Riau, harapkan BRK Syariah terus berkontribusi bagi masyarakat
15 November 2024 14:58 WIB
Erupsi Gunung Lewotobi, 29.323 penumpang di Soetta batal terbang
15 November 2024 14:42 WIB
PPN 12 persen, ekonom minta pemerintah agar buat kebijakan pro daya beli
15 November 2024 14:16 WIB
Dekranasda Riau gelar lomba motif tenun dan batik khas Riau, ini pesan Zuliana Rahman Hadi
15 November 2024 14:10 WIB