Jakarta (ANTARA) - Ekonomi syariah nasional yang bertumpu pada sektor riil dinilai memiliki daya tahan tinggi khususnya dalam menghadapi situasi krisis.
Guru Besar Keuangan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjadjaran Dian Masyita mengatakan, hal itu dikarenakan sektor tersebut diperuntukkan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat banyak, dan memiliki multiplier effect yang luas, termasuk menyerap tenaga kerja.
Baca juga: Bupati: Ekonomi syariah kebutuhan masa kini
"Ekonomi syariah juga tidak memikirkan keuntungan semata, tapi juga mematuhi prinsip-prinsip syariah, seperti menghindari riba, gharar (ketidakjelasan), maysir (berjudi/spekulasi) dalam bertransaksi, serta menjunjung tinggi keadilan dan semangat saling membantu satu sama lain,” ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Selain itu, menurut dia, ekonomi syariah nasional memiliki potensi besar yang didukung populasi Muslim terbesar di dunia.
Namun demikian, Dian menambahkan, masih banyak tantangan yang harus diatasi. Khusus untuk sektor keuangan syariah yakni rendahnya tingkat literasi dan inklusi masyarakat.
Khusus bagi pasar modal syariah, lanjutnya, masih minimnya jumlah dan variasi produk yang diterbitkan oleh para pelaku industri menjadi salah satu hambatan utama.
"Masih banyak tugas bersama yang harus diselesaikan di 2021, " ujarnya.
Terkait upaya mengatasi tantangan ekonomi syariah tersebut PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) meluncurkan dana investasi (fund) PRULink Syariah Rupiah Multi Asset Fund.
"Ini sebagai salah satu solusi untuk mendorong masyarakat tertarik berinvestasi di aset syariah, termasuk saham-saham syariah," ujar Sharia, Government Relations and Community Investment Director Prudential Indonesia Nini Sumohandoyo.
Selain itu, tambahnya, program tersebut untuk mendukung upaya pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi syariah yang memiliki potensi sangat besar.
PRULink Syariah Rupiah Multi Asset Fund merupakan dana investasi campuran berbasis syariah dengan mata uang rupiah yang memberikan akses kepada
nasabah terhadap investasi yang lebih stabil dengan diversifikasi aset-aset syariah dalam negeri (sukuk) dan luar negeri (saham) untuk imbal hasil yang lebih optimal dalam berbagai kondisi ekonomi.
"Kami juga akan mengembangkan ekosistem gaya hidup syariah dan sharia knowledge centre, serta terus meningkatkan literasi masyarakat Indonesia tentang keuangan dan asuransi jiwa syariah,” ujar Nini.
Baca juga: Kembangkan ekonomi syariah, BRIS Pekanbaru gandeng pondok pesantren
Baca juga: Wapres tegaskan Wisata halal bukan objek wisata disyariahkan saja, begini penjelasannya
Pewarta: Subagyo
Berita Lainnya
Menteri ESDM Bahlil sebut kenaikan PPN 12 persen tak pengaruhi harga BBM
19 December 2024 16:58 WIB
Prof Haedar Nashir terima anugerah Hamengku Buwono IX Award dari UGM
19 December 2024 16:35 WIB
NBA bersama NBPA hadirkan format baru untuk laga All-Star 2025
19 December 2024 16:16 WIB
PPN 12 persen, kebijakan paket stimulus dan dampak terhadap ekonomi
19 December 2024 15:53 WIB
Pertamina Patra Niaga siap lanjutkan program BBM Satu Harga di 2025
19 December 2024 15:47 WIB
BNPT-PBNU sepakat terus perkuat nilai Pancasila cegah ideologi radikalisme
19 December 2024 15:38 WIB
Maskapai Garuda Indonesia tambah pesawat dukung operasional di liburan
19 December 2024 15:19 WIB
Kemenekraf berkolaborasi untuk bantu promosikan produk kreatif
19 December 2024 14:52 WIB