Jakarta (ANTARA) - Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengungkapkan ada lima bisnis yang prospektif di masa depan, mulai dari mobil listrik hingga kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
"Ada lima bisnis atau kegiatan ke depan yang sangat menarik. Saya bilang tuh, they are coming (mereka datang), bukan they will come (mereka akan datang). They are coming faster and faster to our life (mereka datang semakin cepat dalam hidup kita)," kata Jonan dalam sebuah webinar di Jakarta, Kamis.
Bisnis yang pertama, urainya, yakni energi baru terbarukan yang dinilainya wajib untuk dikembangkan di masa depan.
"Renewable energy ini menurut saya, it is mandatory (ini wajib). Mau dihitung bagaimana pun it is beyond economic calculation (di luar hitungan ekonomi), ini harus duduk mau beres bagaimana," katanya.
Mantan Menteri Perhubungan itu menuturkan bisnis selanjutnya yang prospektif di masa depan yakni kendaraan atau mobil listrik. Menurut Jonan, apapun nanti teknologinya, baik hidrogen maupun baterai litium, pengembangan kendaraan listrik harus dilakukan demi masa depan dunia.
Ia mengatakan jika dalam 10 tahun ke depan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia bisa mencapai 10 ribu dolar AS, ia membayangkan banyaknya kendaraan yang akan digunakan warga.
"Misal dalam 10 tahun, GDP 2030 itu 10 ribu dolar AS, atau naik 2,5 kali dalam 10 tahun, itu berapa kendaraan bermotor yang dibutuhkan. Kalau semua pakai combustion engine, luar biasa polusinya. Apalagi kita tidak tertib menggunakan combustion engine yang ramah lingkungan," katanya.
Bisnis lain yang menurut Jonan prospektif di masa depan, yaitu bisnis online. Menurut dia, perkembangan bisnis daring akan memberi dampak pada platform properti secara keseluruhan. Ia menilai gedung perkantoran, perumahan dan properti lainnya harus mendukung ketersediaan koneksi internet yang cepat.
"Mungkin sekarang kompleks perumahan atau wilayah dengan broadband (koneksi internet cepat) luar biasa, yang fast broadband, itu mungkin nilainya akan naik," katanya.
Bisnis keempat, lanjut Jonan, yaitu bisnis di sektor lingkungan hidup. Menurut Jonan, kini semakin banyak pihak yang memberikan perhatian khusus terhadap lingkungan. Bahkan PBB dan World Economic Forum (WEF) pun sudah mendorong program penanaman 1 triliun pohon di dunia.
"Uni Eropa, waktu saya bertugas juga sudah ribut mempermasalahkan hasil perkebunan sawit kita, apakah ini memenuhi standar eco friendly atau tidak. Ini akan datang, tidak hanya secara bidang karena makin lama akan datang," katanya.
Terakhir, bisnis yang tidak kalah penting sudah mulai masuk dalam kehidupan adalah kecerdasan buatan atau AI. Menurut Jonan, AI merupakan tulang punggung dari revolusi industri 4.0 yang tengah digadang-gadang pemerintah. Teknologi tersebut juga yang nantinya akan menciptakan aktivitas robotik yang bisa menggantikan peranan manusia.
"Ini kalau datang, negara kita harus memikirkan work force (tenaga kerja) kita mau dididik bentuk apa lagi. Kalau Dubes mungkin enggak bisa pakai robot, tapi banyak kegiatan bisa pakai robot. Banyak. Work force kita bagaimana, ini yang harus kita lakukan untuk bisa menyesuaikan dengan zaman masa depan," pungkas Jonan.
Baca juga: Menhub Budi Karya Sumadi resmikan jalur ganda lintas selatan Jawa sepanjang 550 km
Baca juga: Menhub Budi Karya Sumadi paparkan dua keuntungan tatanan kehidupan normal baru
Pewarta: Ade irma Junida
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB