Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo merencanakan perluasan pembangunan lahan pangan terintegrasi (food estate) hingga ke Papua, Nusa Tenggara Timur dan Sumatera Selatan.
Namun, kata Presiden Jokowi dalam rapat terbatas (ratas) secara virtual di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, pemerintah saat ini memfokuskan terlebih dahulu untuk pembangunan food estate di Kalimantan Tengah yakni di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau, serta di Sumatera Utara yakni di Kabupaten Humbang Hasundutan.
Baca juga: Pandemi COVID-19 tak pengaruhi aktivitas pertanian di daerah Klaten
"Ini yang ingin kita prioritaskan terlebih dahulu, meskipun juga ada rencana akan kita lanjutkan setelah ini, sudah mulai pengerjaan di lapangan untuk di provinsi yang lain, yaitu di Papua maupun di NTT dan di Sumatera Selatan. Tetapi ini apa akan kita diskusikan setelah yang dua ini betul-betul sudah bisa berjalan,” kata Presiden dalam ratas Lanjutan Pembahasan Food Estate.
Food Estate merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan di suatu kawasan. Food estate juga dapat menjadi lahan produksi pangan nasional, cadangan pangan, penyimpanan dan distribusi pangan.
Presiden mengatakan untuk pembangunan lahan food estate sudah berjalan di Kalteng dan Sumut. Namun memang terdapat beberapa kendala, yang salah satunya terkait dengan kepemilikan lahan di wilayah yang akan dijadikan food estate.
"Ini menimbulkan sedikit masalah. Tetapi saya yakin, dan saya minta menteri ATR/BPN bisa segera menuntaskan ini karena ini menyangkut sebuah area yang sangat luas," ujar dia.
Presiden menekankan pentingnya pembangunan food estate untuk mengantisipasi potensi krisis pangan akibat pandemi COVID-19. Hal tersebut juga sudah beberapa kali diungkapkan Badan PBB untuk Makanan dan Pertanian (Food and Agricultural Organization/FAO).
Selain itu, pemerintah mengembangkan food estate untuk meningkatkan produksi pangan, agar dapat mengurangi impor komoditas pangan.
"Hal ini juga untuk mengantisipasi perubahan iklim serta juga tidak kalah pentingnya dalam mengurangi ketergantungan kita pada impor pangan. Ini penting," ujar Presiden.
Baca juga: Sektor pertanian tahan terhadap dampak guncangan pandemi COVID-19
Baca juga: Berkat teknologi genetik, jeruk Indonesia siap bersaing dengan jeruk impor
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB