Jakarta (ANTARA) - Sektor pertanian merupakan salah satu bidang perekonomian yang sangat tahan terhadap guncangan pandemi COVID-19 sehingga layak bila sektor tersebut diprioritaskan serius oleh pemerintah.
"Saat ini sektor pertanian masih sangat tahan terhadap guncangan pandemi COVID-19," kata Anggota Komisi IV DPR RI Nevi Zuairina dalam rilis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Menteri Pertanian sebut akan ada alokasi tambahan pupuk bersubsidi
Untuk itu, ujar dia, semestinya hal ini dijadikan perhatian pemerintah secara serius untuk memperkuat sektor ini sebagai upaya pemulihan ekonomi nasional.
Nevi mengisyaratkan, bahwa ketika masyarakat masih mudah menemukan makanan, selama itu stabilitas sosial dan stabilitas politik tetap terjaga.
"Saya berharap program-program yang menyentuh langsung masyarakat dapat kita teruskan. Sinkronisasi pemerintah daerah dan pemerintah pusat akan semakin efektif dan efisien dalam ketepatan sasaran dan ketepatan waktu untuk mempercepat pemulihan wabah saat ini," katanya.
Nevi mengemukakan, program bantuan alat mesin pertanian (alsintan) untuk kelompok tani ini hanya sebagian kecil yang bisa dilakukan, karena masih banyak yang perlu dilakukan untuk memulihkan ekonomi rakyat kecil di tengah pandemi.
Bukan hanya persoalan ekonomi para petani, Nevi juga mengatakan bahwa upaya peningkatan tata kelola pertanian yang di mulai dari hulu berupa penyiapan tanah hingga masa tanam, akan berujung pada peningkatan hasil produk pertanian sehingga sejalan dengan program pemerintah untuk mencapai swasembada beberapa produk pertanian yang hingga kini banyak yang belum tercapai.
"Seruan kami untuk kurangi dan terus kurangi impor tidak cukup hanya tataran wacana saja. Mesti dimulai dari upaya apa sumber kenapa kita impor. Salah satunya stok dalam negeri kurang," katanya.
Nevi mendorong agar stok dalam negeri dapat dicukupkan dengan betul-betul meningkatkan hasil produk pertanian, antara lain dengan upaya peningkatan teknologi atau dukungan kebijakan.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa sektor pertanian yang terus didorong oleh pemerintah untuk maju, mampu tumbuh di tengah pandemi COVID-19.
Syahrul mengatakan bahwa ketika sektor lain mengalami koreksi, sektor pertanian tercatat mampu tumbuh sebesar 16,4 persen. Hal tersebut disebabkan karena produk-produk dari sektor pertanian, sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
"Yang meningkat itu hanya pertanian, pertumbuhannya sebesar 16,4 persen. Ini luar biasa, di tengah pandemi COVID-19," kata Syahrul, di Desa Wonorejo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (3/9).
Menurut Syahrul, di tengah pandemi virus corona, hampir seluruh sektor terdampak dan mengalami penurunan. Namun, pada sektor pertanian tetap bertahan dan mampu tumbuh meskipun terjadi pandemi.
Syahrul menilai kebutuhan masyarakat akan hasil pertanian di tengah pandemi virus Corona tidak bisa ditunda, sehingga tetap memutar roda perekonomian pada sektor tersebut. Bahkan, bukan hanya untuk pasar dalam negeri, permintaan pasar luar negeri juga tidak melemah.
Baca juga: Indonesia perlu banyak wirausaha pertanian untuk wujudkan swasembada pangan
Baca juga: Berkat teknologi genetik, jeruk Indonesia siap bersaing dengan jeruk impor
Pewarta: M Razi Rahman
Berita Lainnya
IHSG Bursa Efek Indonesia melemah di tengah The Fed pangkas suku bunga acuan
19 December 2024 11:12 WIB
Nilai tukar rupiah melemah tajam karena The Fed beri pernyataan sangat "hawkish"
19 December 2024 10:35 WIB
Direksi BRK Syariah bersama Wamen Dikdasmen RI hadiri Milad ke-112 Muhammadiyah
19 December 2024 10:16 WIB
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB