Berkat teknologi genetik, jeruk Indonesia siap bersaing dengan jeruk impor

id inovasi pertanian,balitbangtan,jeruk,jeruk keprok,jeruk kertaji,berita riau antara,iptek

Berkat teknologi genetik, jeruk Indonesia siap bersaing dengan jeruk impor

Buah jeruk Kertaji salah satu varietas jeruk yang dikembangkan Balitjestro Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian, siap bersaing dengan jeruk impor (Antara/Badan Litbang Pertanian)

Jakarta (ANTARA) - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian menyatakan, jeruk di Indonesia mampu dan siap bersaing dengan jeruk impor terlebih didukung oleh sumber daya genetik (SDG) yang cukup besar.

"Kualitas jeruk kita lebih baik, lebih segar, lebih manis. Dan dengan adanya pengembangan buah jeruk oleh Kementan di Balitjestro (Balai Besar Penelitian tanaman Jeruk dan buah Subtropika) di Batu, produksi jeruk di Indonesia diupayakan terus meningkat dengan kualitas ekspor yang tidak kalah dengan jeruk negara lain,” ujar Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry di Jakarta, Selasa.

Balitbangtan, tambahnya, memiliki koleksi Sumber Daya Genetik (SDG) Jeruk cukup besar serta telah menghasilkan benih pokok jeruk bebas penyakit yang dikelola Balitjestro dan tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia.

Untuk menambah keragaman dan sekaligus bersaing dengan jeruk impor, Badan Litbang Pertanian berupaya menghasilkan varietas baik dari seleksi maupun hasil persilangan yang memiliki keunggulan.

Tahun 2019, Kementerian Pertanian melepas varietas unggul baru yaitu jeruk keprok Kertaji yang dirilis dengan SK Menteri Pertanian No 167/Kpts/SR.120/D.2.7/12/2019 hasil penelitian dari Balai Penelitian Jeruk dan Buah Sub Tropika (Balitjestro).

Peneliti pemulia Balitjestro Chaereni Martasari menyatakan jeruk Kertaji berasal dari keluarga jeruk Keprok yang memiliki adaptasi di dataran tinggi.

Keunggulan buah ini diantaranya warna oranye, dengan rasa asam manis segar dan berbiji sedikit. Berat dari buah ini antara 106 – 195 gram. Daya simpannya antara 45 – 49 hari setelah panen pada suhu rata-rata 28 C. Kertaji cocok ditanam di dataran tinggi.

"Varietas ini diharapkan dapat dikembangkan untuk bersaing dengan jeruk impor dan mampu memenuhi selera masyarakat dengan berbagai keunggulannya," katanya.

Varietas unggul ini juga diharapkan mampu menarik petani dan pelaku agribisnis lainnya untuk mengembangkan dan mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi jeruk nusantara.

Tantangan dan peluang di bidang pemasaran pun terus dikaji mengingat preferensi konsumen muda mengalami perkembangan yang luar biasa dibanding dua dekade terakhir.

"Jeruk Indonesia memang masih perlu sentuhan lebih di penampilan. Di sisi lain, jeruk Indonesia unggul di sisi kesegaran dan harga yang lebih kompetitif dibandingkan jeruk impor," ujar Chaereni.

Balitbangtan telah memiliki inovasi teknologi jeruk yang dikenal dengan Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTKJS) untuk diadopsi petani dalam membudidayakan jeruk ini.

Penerapan teknologi ini sangat penting untuk menjaga tanaman untuk tetap sehat dan berproduksi dengan baik, tambahnya, selain itu akan mampu mengendalikan serangan hama dan penyakit yang menyerang jeruk sehingga umur produksi akan lebih lama.

Baca juga: Mengombinasikan lemon dan teh bunga telang di lahan gambut Siak

Baca juga: Desa Balung menuju sentra jeruk Riau

Baca juga: Kata Profesor ini Kecerdasan dan Kreatifitas Anak Dipengaruhi Genetik