Jakarta (ANTARA) - Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Molecular Nutrition and Food Research mencari tahu apakah konsumsi jus jeruk secara teratur dapat mendukung kesehatan jantung dan metabolisme tubuh.
Mengutip siaran Eatingwell pada Jumat (21/11), para peneliti meneliti perubahan molekuler yang terjadi dalam tubuh ketika meminum jus jeruk setiap hari.
Mereka memilih 10 pria dan 10 wanita dewasa dengan kondisi sehat berusia antara 21 dan 36 tahun untuk analisis terperinci. Para peserta tidak memiliki penyakit kronis dan bukan perokok, hamil, atau mengonsumsi obat-obatan atau suplemen yang dapat mengganggu temuan.
Baca juga: Presiden Jokowi minta ada pendampingan sentra produksi jeruk Kabupaten Karo
Sebelum penelitian dimulai, para peserta menjalani periode pembersihan selama tiga hari di mana mereka menghindari buah jeruk dan turunannya, serta makanan kaya flavonoid lainnya seperti stroberi, kopi, cokelat, dan teh.
Selama intervensi 60 hari, setiap peserta mengonsumsi 500 mL (sekitar 17 ons, atau sedikit lebih dari dua cangkir) jus jeruk 100 persen yang dipasteurisasi setiap hari, dibagi menjadi dua porsi yang diberikan setengah di pagi hari dan setengahnya lagi di sore hari.
Sampel darah dikumpulkan pada awal (hari ke-0) dan akhir (hari ke-60) penelitian, beserta pengukuran tekanan darah dan metrik tubuh lainnya. Untuk memastikan kepatuhan dan mengatasi masalah apa pun, para peneliti menjaga kontak rutin dengan para partisipan, dengan melakukan pengecekan dua kali seminggu selama penelitian.
Inti penelitian ini melibatkan analisis transkriptomik, sebuah cara canggih untuk mengamati bagaimana gen kita diekspresikan, atau "diaktifkan" dan "dinonaktifkan".
Dengan membandingkan ekspresi gen dalam sel darah partisipan dari Hari ke-0 hingga Hari ke-60, para ilmuwan dapat melihat dengan tepat apa yang berubah setelah dua bulan mengonsumsi jus jeruk setiap hari.
Hasilnya, setelah 60 hari mengonsumsi 500 mL jus jeruk 100% setiap hari, tubuh para partisipan menunjukkan perubahan pada tingkat genetik.
Analisis ini mengungkapkan bahwa total 3.790 ekspresi gen berubah setelah mengonsumsi jus jeruk 100 persen setelah periode penelitian. Dari jumlah tersebut, 2.487 gen mengalami penurunan aktivasi, dan 1.303 gen mengalami peningkatan aktivasi.
Perubahan ini bukanlah perubahan acak. Gen yang terpengaruh terlibat langsung dalam fungsi tubuh yang krusial.
Pengaturan tekanan darah
Gen yang terkait dengan tekanan darah tinggi menurun secara signifikan. Hal ini dapat menjelaskan mengapa jus jeruk terbukti membantu menurunkan tekanan darah, terutama pada orang dengan tekanan darah tinggi.
Penurunan aktivasi gen inflamasi
Peradangan kronis merupakan pemicu utama penyakit seperti penyakit jantung, diabetes, dan obesitas. Studi ini menemukan bahwa jus jeruk dikaitkan dengan penurunan aktivitas gen inflamasi utama, yang menunjukkan bahwa jus jeruk dapat membantu meredakan peradangan yang berpotensi berbahaya dalam tubuh.
Memproses metabolisme Lipid (lemak)
Jus jeruk mempengaruhi gen yang terlibat dalam cara tubuh memproses dan menyimpan lemak. Ini berarti jus jeruk berperan dalam meningkatkan metabolisme lemak dan bahkan komposisi tubuh seiring waktu.
Perbedaan Berat Badan
Efek jus jeruk bervariasi berdasarkan tipe tubuh. Pada individu yang kelebihan berat badan, jus jeruk memiliki dampak yang lebih kuat pada metabolisme lemak, sementara pada peserta dengan berat badan normal, fokusnya lebih pada pengurangan peradangan.
Bukti ini menunjukkan bahwa manfaat jus jeruk dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu.
Para peneliti melanjutkan meskipun studi ini berskala kecil, data lain berdasarkan populasi studi yang lebih besar yang mengevaluasi dampak jus jeruk terhadap faktor kesehatan juga menunjukkan hasil positif.
Baca juga: Berikut ini lima khasiat jeruk untuk kesehatan
Tinjauan sistematis dan meta-analisis yang lebih besar yang diterbitkan dalam Critical Reviews in Food Science and Nutrition menunjukkan hasil analisis terhadap sepuluh uji klinis.
Ditemukan bahwa minum setidaknya 500 mL jus jeruk setiap hari menyebabkan perbaikan kadar gula darah, kolesterol, dan penanda inflamasi.
