Beirut (ANTARA) - Presiden Lebanon Joseph Aoun pada Jumat (21/11) meluncurkan sebuah peta jalan keamanan untuk Lebanon selatan dan berjanji akan mengerahkan tentara ke wilayah perbatasan setelah Israel menghentikan pelanggaran dan menarik sisa pasukannya.
Berbicara di markas Sektor Litani Selatan di Tyre, Aoun mengatakan bahwa rencana tersebut akan segera dikirim ke "Komite Kuintet", yakni Amerika Serikat (AS), Prancis, Arab Saudi, Mesir, dan Qatar, sebagai proposal Lebanon untuk menstabilkan perbatasan.
Baca juga: Upaya Bangun Ulang Lebanon Terhenti: 326 Alat Berat Dihancurkan Israel
Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 1701, yang diadopsi pada 2006, mensyaratkan bahwa wilayah selatan Sungai Litani harus bebas dari personel bersenjata selain tentara Lebanon dan penjaga perdamaian PBB. Gencatan senjata yang dicapai November lalu antara Israel dan Hizbullah menegaskan kembali hal ini, menuntut penarikan pasukan Israel dan pejuang Hizbullah.
Masing-masing pihak menuduh pihak lain melanggar perjanjian tersebut, dan pasukan Israel tetap berada di sejumlah posisi di Lebanon selatan.
Di bawah peta jalan Aoun, Komite Kuintet akan memverifikasi bahwa hanya pasukan Lebanon yang dikerahkan di wilayah antara perbatasan selatan dan Sungai Litani, sungai terbesar di Lebanon.
Namun, Aoun menekankan bahwa pengerahan itu bergantung pada penarikan penuh Israel dari seluruh wilayah Lebanon.
Baca juga: Serangan Udara Israel di Lebanon Selatan Menyebabkan Lonjakan Pengungsi
Dia mengatakan Lebanon siap melakukan pembicaraan yang dipimpin oleh PBB, AS, atau mediator internasional lainnya untuk memastikan penghentian serangan lintas perbatasan secara permanen, dan menyebut peta jalan tersebut sebagai langkah menuju kedaulatan, stabilitas, dan pemulihan nasional.
