Bupati Siak kukuhkan Forum Kadus se-Kecamatan Bungaraya

id Kadus bungaraya, forum kadus, siak

Bupati Siak kukuhkan Forum Kadus se-Kecamatan Bungaraya

Pengukuhan 31 kadus di Kecamatan Bungaraya.(ANTARA/HO-Pemkab Siak)

Siak (ANTARA) - Bupati Siak Alfedri mengukuhkan sebanyak 31 orang dari 10 kampung yang tergabung dalam Forum Kepala Dusun periode 2020-2025 se-Kecamatan Bungaraya yang diharapkan jadi ujung tombak pemerintahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

"Peran kadus ini sangat penting. Selain membantu penghulu, kadus adalah ujung tombak pemerintah dalam melayani masyarakat," kata Bupati di Aula Kantor Camat Bungaraya, Senin.

Harapannya lanjut dia, forum ini bisa bermanfaat bagi masyarakat, sehingga apa yang menjadi tujuan dari forum dapat terlaksana. Kadus juga sebagai corong terdepan untuk mengkampanyekan kepada masyarakat untuk memutus mata rantai penularan COVID-19.

Mantan Camat Tualang ini kemudian menceritakan pengalamannya dulu saat bertugas di Sungai Apit tahun 1986-1996. Bagaimana dirinya dulu menempuh perjalanan jauh dengan sepeda motor sehingga harus menginap di Bungaraya.

Saat itu dulu hanya ada tiga desa yaitu Bungaraya, Jatibaru dan Jayapura. "Saya jadi teringat makan nasi di Bungaraya ini enak, karena hasil dari sawah disini," ungkapnya.

Sekarang Bungaraya bisa menjadi kecamatan setelah Siak pemekaran menjadi Kabupaten dan banyak kemajuan. Makanya kata dia, upaya-upaya untuk mendorong percepatan pembangunan bidang pertanian di kecamatan ini akan dilakukan secara maksimal karena Bungaraya sebagai lumbung padi di Riau.

"Insya Allah Sapta Usaha Tani akan kita upayakan di Kecamatan Bungaraya" ujarnya.

Ketua Forum Kadus, Umar Marpuin dari Kampung Buantan Lestari mengatakan, forum ini dibentuk sebagai wadah silaturahmi, transformasi dan informasi serta fikiran antar kepala Dusun. Ia berharap forum kadus ini mendapat bimbingan dan perhatian dari pemerintah kabupaten serta pembentukan forum yang sama di kecamatan lainnya.

"Di kesempatan yang baik ini kami berharap adanya tambahan tunjangan kerja, karena tugas kami sebagai kepala dusun ini tak mengenal waktu," imbuhnya.

Baca juga: Kolam Bioflok bantuan KKP di Kandis untungnya Rp100 juta sekali panen