Pekanbaru (ANTARA) - Tren lonjakan pasien baru terkonfirmasi COVID-19 di Provinsi Riau mulai berdampak pada tenaga kesehatan atau Nakes, bahkan dokter spesialis paru di Kota Pekanbaru kurang istirahat karena banyak pasien baru yang harus mendapat penanganan di rumah sakit.
“Saya beberapa hari terakhir gak bisa tidur karena selalu dapat telpon malam-malam ada pasien masuk (rumah sakit) kondisinya gawat,” kata Juru Bicara Penanganan COVID-19 Riau, dr Indra Yovi Sp.P(K) dalam pernyataan pers di Pekanbaru, Jumat.
Dokter Indra Yovi selain sebagai juru bicara Satgas Penanggulangan COVID-19 Riau juga bertugas menangani pasien COVID-19 dengan kondisi gawat seperti di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad di Pekanbaru.
Baca juga: Ketua KPU Riau positif COVID-19, komisioner lain langsung uji usap
Ia mengatakan tenaga kesehatan sangat berharap ada kebijiakan segera dari pemerintah daerah di kabupaten dan kota untuk menekan penyebaran wabah.
“Saya bicara sebagai dokter dan mewakili tenaga kesehatan yang menangani COVID-19, pemerintah tolong bantu kami. Bantu kami dengan kebijakan yang buat orang pakai masker,” katanya memohon.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir, mengatakan Riau terus mengalami lonjakan kasus baru COVID-19 sejak Agustus. Bahkan hingga tanggal 11 September ini, penambahan jumlah kasus sudah hampir menyamai angka pertambahan di bulan Agustus.
“Penambahan kasus terkonfirmasi baru sampai tanggal 11 September sudah mencapai 1.418, hampir sama dengan kasus pada bulan Agustus yang mencapai 1.480. Dipastikan sampai akhir bulan September kita akan mengalami penambahan kasus yang sangat besar,” ujar Mimi.
Total akumulatif kasus terkonfirmasi COVID-19 Riau ada 3.343 kasus, dimana yang sembuh 1.559 orang. Pasien yang melakukan isolasi mandiri 1.075 orang, dirawat di rumah sakit rujukan 651 orang, dan 58 meninggal dunia.
Baca juga: Waduh, rumah sakit di Pekanbaru kekurangan ventilator untuk pasien COVID-19 kondisi berat
Ia mengatakan jumlah tenaga kesehatan di Riau yang terkonfirmasi COVID-19 total ada 199. Mereka tersebar di 46 fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes) di 10 kabupaten dan kota. Dari jumlah tersebut, satu orang meninggal dunia di Kota Dumai.
“Yang terkena ada dokter, perawat, bidan, dokter gigi, analis, hingga pegawai non-kesehatan di Fasyankes,” katanya.
Tenaga kesehatan yang paling terpapar COVID-19 didominasi usia 18 hingga 40 tahun terutama kaum perempuan, mencapai 152 orang. Meski begitu, angka kesembuhan dari tenaga kesehatan cukup tinggi.
“Alhamdulillah yang sehat sudah 143 orang atau mencapai 71,9 persen. Yang masih dirawat 55 orang, dan satu meninggal dunia,” katanya.
Baca juga: Pekanbaru alami ledakan kasus COVID-19 mencapai 114 orang
Baca juga: Empat warga Inhil positif COVID-19 dan satu sembuh
Berita Lainnya
13.135 warga Aceh sudah divaksin booster, belum termasuk tenaga kesehatan
02 February 2022 15:19 WIB
Mensos Tri Rismaharini berterima kasih kepada tenaga kesehatan dan relawan COVID-19
24 March 2021 8:26 WIB
Setahun masa COVID-19 dan perlindungan bagi tenaga kesehatan
02 March 2021 11:00 WIB
Panglima TNI sebut tenaga kesehatan TNI sangat krusial saat pandemi COVID-19
28 January 2021 15:29 WIB
Menkes Budi Gunadi minta tenaga kesehatan bersegera jalani vaksinasi COVID-19
27 January 2021 13:50 WIB
Sebanyak 8000 tenaga kesehatan Jakarta Pusat sudah divaksin COVID-19
26 January 2021 16:21 WIB
Vaksin COVID-19 yang tiba di Riau belum cukup untuk tenaga kesehatan, kok bisa?
05 January 2021 13:53 WIB
Terjadi lagi Dokter di Riau meninggal akibat COVID-19, begini penjelasannya
03 October 2020 15:30 WIB