Waduh, rumah sakit di Pekanbaru kekurangan ventilator untuk pasien COVID-19 kondisi berat

id covid riau,ventilator,pasien covid,kepala dinas kesehatan riau,juru bicara covid riau,berita riau antara,berita riau terbaru

Waduh, rumah sakit di Pekanbaru kekurangan ventilator untuk pasien COVID-19 kondisi berat

ilustasi. Ventilator untuk alat bantu pernapasan bagi pasien Covid-19 di RS Pupuk Kaltim.  (ANTARA/HO-Pupuk Kaltim)

Pekanbaru (ANTARA) - Satgas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Provinsi Riau mengemukakan rumah sakit (RS) rujukan COVID-19 di Kota Pekanbarukini kekurangan alat ventilator untuk merawat pasien terpapar virus corona dengan kondisi berat.

Juru Bicara Satgas PenanggulanganCOVID-19 Riau dr Indra Yovi Sp.P(K) dalam pernyataan pers di Pekanbaru, Jumat, mengatakan saat ini ada tiga pasien COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru terpaksa harus antre untuk mendapat alat bantu pernafasan itu.

"Di RSUD ada tiga pasien menunggu ventilator. Saya khawatir kalau mereka gak dapat, bisa meninggal di RSUD,” kata dr Indra Yovi.

Ia mengatakan kondisi memprihatinkan kini terjadi pada RS rujukan karena ruang isolasi hanya tersisa sekitar 20 persen dan sudah kekurangan ventilator, seperti di RSUD Arifin Achmad, RS Eka Hospital, dan RS Awal Bros. Kondisi serupa juga terjadi RSUD Kota Dumai.

Menurut dia, perlu tindakan nyata dan tegas dari Pemerintah Kota Pekanbaru karena 72 persen dari pasien yang dirawat di Riau berasal dari daerah tersebut. Sedangkan tidak semua rumah sakit memiliki ventilator yang teregistrasi untuk penanganan pasien COVID-19.

“Masih ada ventilator di RS Bengkalis, tapi masak pasien dari Pekanbaru harus dikirim ke Bengkalis untuk mendapatkan ventilator,” kata dr Indra Yovi.

Ia mengatakan bahwa yang dibutuhkan kini adalah ketegasan dari pemerintah kabupaten dan kota untuk melakukan 'pemaksaan'agar masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk menekan penyebaran COVID-19.

Gubernur Riau Syamsuar pada pekan ini sudah mengeluarkan instruksi agar dilakukan Pembatasan Sosial Berskala Kecil untuk dilaksanakan oleh bupati dan wali kota.

“Kita butuh aksi, tidak mempan hanya himbauan menggunakan masker saja,” katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazirmengatakan Riau terus mengalami lonjakan kasus baru COVID-19 sejak Agustus. Bahkan hingga tanggal 11 September ini, penambahan jumlah kasus sudah hampir menyamai angka di bulan Agustus.

“Penambahan kasus terkonfirmasi baru sampai tanggal 11 September sudah mencapai 1.418, hampir sama dengan kasus pada bulan Agustus yang mencapai 1.480. Dipastikan sampai akhir bulan September kita akan mengalami penambahan kasus yang sangat besar,” ujar Mimi.

Ia mengatakan pada hari ini Riau ada penambahan 186 kasus baru, sedangkan yang sembuh hanya 68. Sehingga total akumulatif kasus COVID-19 mencapai 3.345, yang sembuh 1.584 orang dan yang meninggal 58 orang.

Mimi mengatakan Satgas COVID-19 tidak henti-hentinya meminta masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti mengenakan masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Ia khawatir tanpa kesadaran masyarakat, jumlah kasus akan terus melonjak dan tidak lebih banyak dari kapasitas ruang isolasi yang kini tersedia.

“Kita semua harus waspada ada keterbatasan ruang isolasi di Riau untuk kasus gejala berat dan sedang,” kata Mimi seraya mengatakan untuk pasien kondisi ringan pemerintah daerah sudah mengoperasikan ruang isolasi operasi di Rusunawa, Badan Pengembangan SDM Riau, dan Bapelkes sehingga total ruang isolasi ada 1.126 tempat tidur termasuk di 48 rumah sakit rujukan.

Baca juga: Pekanbaru alami ledakan kasus COVID-19 mencapai 114 orang

Baca juga: Pekerja terdampak COVID-19 di delapan perusahaan Riau terima bantuan pangan bergizi

Baca juga: Aceh, sasaran etnis Rohingya untuk mendarat di tengah COVID-19