Hamilton (ANTARA) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa hampir satu juta orang di Jalur Gaza telah menerima bantuan pangan sejak Oktober, seiring meluasnya operasi kemanusiaan di bawah rencana tanggap darurat 60 hari di tengah serangan Israel.
Mengutip Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Juru Bicara PBB Farhan Haq pada Selasa (4/11) mengatakan dalam konferensi pers bahwa PBB dan para mitra kemanusiaan terus meningkatkan operasi mereka sesuai dengan rencana tanggap 60 hari tersebut.
Baca juga: AS Usulkan Draf Resolusi PBB untuk Bentuk Pasukan Internasiona
“Sejak dimulainya kembali distribusi pangan umum pada bulan Oktober, hampir satu juta orang telah menerima bantuan melalui 46 titik distribusi yang dijalankan oleh mitra kami di bidang ketahanan pangan di seluruh Gaza. Itu berarti setengah dari total populasi,” ujar Haq.
Dengan mengutip laporan dari mitra yang menyediakan dukungan perlindungan, Haq mengatakan bahwa layanan kemanusiaan masih berada dalam tekanan berat akibat pengungsian, kerusakan, dan situasi tidak aman, dengan kesenjangan besar di wilayah utara.
Meski demikian, mitra kemanusiaan masih terus berusaha memberikan respons di mana pun yang memungkinkan.
Haq menekankan bahwa PBB dan mitra kemanusiaan membutuhkan gencatan senjata yang berkelanjutan dengan lebih banyak jalur penyeberangan yang berfungsi agar sepenuhnya dapat melaksanakan rencana kemanusiaan 60 hari ini.
Juru bicara itu juga menegaskan perlunya penghapusan hambatan birokrasi, rute yang aman dan layak di dalam Gaza, pendanaan yang berkelanjutan, serta akses tanpa hambatan, termasuk bagi Lembaga Swadaya Masyarakat.
Terkait situasi di Tepi Barat yang diduduki, Haq mengutip seruan kepala bantuan PBB, Tom Fletcher, untuk melindungi warga Palestina di tengah laporan serangan yang terus berlangsung oleh pemukim Israel di seluruh Tepi Barat.
Menyoroti bahwa "banyak dari serangan ini berkaitan dengan upaya warga Palestina memanen zaitun mereka," Haq mengatakan bahwa Fletcher menekankan "kegagalan untuk mencegah atau menghukum serangan semacam itu tidak sesuai dengan hukum internasional."
Menurut Colonization and Wall Resistance Commission, terdapat 259 serangan terhadap warga Palestina yang dilakukan oleh tentara Israel dan pemukim ilegal selama musim panen zaitun dari akhir September hingga November.
Baca juga: Dampak Perang di Gaza: PBB Laporkan 81% Bangunan Rusak Akibat Serangan Israel
Serangan Israel telah meningkat di seluruh Tepi Barat yang diduduki sejak Oktober 2023, menewaskan lebih dari 1.062 warga Palestina dan melukai 10.300 lainnya, menurut data Palestina.
Dalam putusan penting pada Juli lalu, Mahkamah Internasional (ICJ) menyatakan bahwa pendudukan Israel atas wilayah Palestina adalah ilegal dan menyerukan evakuasi seluruh permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Sumber: Anadolu
