Dumai (ANTARA) - Wujud komitmen menciptakan produk ramah lingkungan dan berkualitas tinggi, Pertamina kembangkan produk bahan bakar mesin diesel (gasoil) yang telah sesuai dengan standar Euro 4 di Kilang Minyak RU II Dumai.
Produk diberi nama High Speed Diesel (HSD) 50 ppm ini sudah diluncurkan pada Minggu (28/6) ditandai dengan dengan lifting atau serah terima produk kepada konsumen sebanyak 15.900 KL via Kapal MT BTS Calypso tujuan Malaysia.
Manager Humas dan CSR Pertamina RU II Brasto Galih Nugroho menyatakan setelah melewati berbagai proses mulai benchmarking untuk melihat potensi pasar, riset dan pengembangan produk hingga uji produksi di Kilang Pertamina Dumai, akhirnya produk dengan spesifikasi cetane number (CN) 53 dan kandungan Sulfur maksimum 50 part per million (ppm) berhasil diproduksi di Kilang Pertamina Dumai.
Produk dengan kandungan sulfur dan CN serupa pada pasar domestik sebelumnya telah diluncurkan dengan nama Pertadex HQ. Selain itu, Untuk produk gasoil lainnya di pasar domestik Pertamina memiliki Pertadex dengan CN 53 dan kandungan sulfur 300 ppm serta Dexlite dengan CN 51 dan kandungan sulfur 1.200 ppm.
Pengembangan produk dan kegiatan ekspor ini menjadi salah satu upaya dalam terus mewujudkan visi Pertamina Menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia.
"Tidak hanya melalui pengembangan bisnis hulu di lapangan migas di luar negeri, bisnis hilir khususnya unit pengolahan ikut berkontribusi melalui penciptaan produk berkualitas tinggi yang dapat diterima di pasar internasional," kata Brasto.
Dijelaskan, saat ini Kilang Pertamina Dumai telah mampu memproduksi sekitar 15.900 KL/bulan produk HSD 50 ppm dan secara berkelanjutan akan terus meningkatkan target produksinya menuju 31.800 KL/bulan.
Keberhasilan melakukan ekspor Produk HSD 50 ppm ini merupakan salah satu bentuk komitmen RU II Dumai untuk mulai masuk dan bersaing ke pasar Internasional.
Selain produk HSD 50 PPM ini, Kilang Pertamina Dumai juga telah melaksanakan ekspor produk khususnya non-BBM seperti Green Petroleum Coke dan Low Sulphur Waxy Residue (LSWR).
Baca juga: 50 nelayan Dumai terdampak COVID-19 terima Sembako dari Pertamina
“Dengan varian produk gasoil baru ini, Kilang Pertamina Dumai semakin fleksibel dalam melakukan pengaturan pola produksi BBM. Produk baru ini juga menjadi bukti upaya penyesuaian kilang dengan permintaan pasar dalam dan luar negeri," sebutnya.
Terkait pengembangan produk yang telah sesuai dengan standar Euro 4 ini, pengembangan produk HSD 50 ppm diharapkan menjadi salah satu upaya Pertamina dalam mendukung keberlangsungan lingkungan serta menjadi langkah awal Pertamina dalam mempersiapkan arah penerapan kebijakan Emisi dalam negeri.
Sebelumnya, Kilang Pertamina Dumai juga telah dapat memproduksi produk dengan standar internasional yakni Marine Fuel Oil (MFO) dengan viskositas 180 centistoke (cSt) dengan kandungan sulfur yang rendah yang sesuai dengan standar International Maritime Organization (IMO) pada Februari 2020 yang lalu.
“Kedepan kami akan tetap berkomitmen dalam mengembangkan produk-produk yang berkualitas tinggi serta ramah lingkungan, agar semakin memiliki daya saing tinggi, baik di pasar domestik maupun internasional," demikian Brasto.
Baca juga: Pertamina Dumai bangun 15 embung cegah karhutla