Dari lahan tidur ini, Warga Mekar Sari Dumai kini lebih mandiri hasilkan sumber energi pertanian terintegrasi peternakan

id Pertamina Kilang Dumai

Dari lahan tidur ini, Warga Mekar Sari Dumai kini lebih mandiri hasilkan sumber energi pertanian terintegrasi peternakan

Proses pemupukan dari kotoran Sapi di Kelompok Tuah Jaya Kelurahan Mekar Sari Dumai.

Dumai (ANTARA) - - Konsep pertanian terintegrasi mulai dikembangkan Kilang Pertamina Internasional RU II Dumai dengan memberikan pendampingan kepada mitra Kelompok Tani Tuah Jaya di Kelurahan Mekar Sari Kecamatan Dumai Selatan.

Siang itu, Senin (20/10/2025), kawasan pertanian hortikultura yang terkonek dengan peternakan Ayam, Sapi dan Manggot ini didatangi pelajar cilik dari salah satu Taman Kanak Kanak swasta di Dumai. Mereka didampingi para guru dan Ketua Poktan Tuah Jaya Dedi Hartoyo duduk bersimpuh diatas hamparan tikar sembari makan dan mendengar edukasi tentang alam dan pertanian.

Areal pertanian berlokasi di RT 03 Kelurahan Mekar Sari ini baru dua pekan lalu telah memanen 800 kilogram Jagung Pipil diatas lahan seperempat hektare. Hasil panen diserap langsung oleh Perum Bulog Dumai dan dihargai sesuai ketentuan pemerintah, yaitu Rp1.600 perkilogram.

Awal terbentuk kelompok ini, menurut Dedi karenq inisiasi dari Ketua RT 03 Suhardi yang melihat petani bergerak perorangan dan tidak terkoordinir. Mengingat banyak warga bertani di lingkungan Ring 1 Komplek Perumahan Karyawan RU Dumai ini, maka dibentuk kelompok pada Desember 2020.

Setelah terbentuk, karena anggota belum punya pengalaman berkelompok, lalu bersama RT mengajukan proposal peluang ke Pertamina Kilang yang mendapat respon baik.

Tanaman perdana yang diolah kelompok ini ialah Cabe Rawit merah diatas lahan yang digemburkan dengan bantuan alat dari KPI Dumai. Selanjutnya menyusul tanaman Jagung Manis dan Pepaya.

Pengembangan selanjutnya dilakukan kelompok dengan memperluas lahan sebelah yang masih tidur alias belum termanfaatkan.

"Awalnya ini lahan tidur, dan melihat semangat kawan kawan untuk bertani makanya kita upayakan ambil peluang dengan minta dukungan Pertamina. Alhamdulillah direspon cepat dan anggota terus mengembangkan sektor pertanian dan peternakan saling berkaitan," kata Dedi.

Kelompok Tuah Jaya menggabungkan pertanian didukung peternakan ini untuk memberikan peluang kesempatan berusaha bagi warga yang fokus. Saat ini terdapat 15 warga petani peternak yang aktif.

"Setiap kegiatan yang dijalankan diatas lahan ini saling berkaitan dan membutuhkan. Untuk pertanian misalnya, kami menghasilkan pupuk sendiri dari kotoran sapi dan ayam," terang Dedi.

Ayah dari tiga buah hati ini menambahkan bahwa limbah dari panen jagung berupa batang dan daun diolah menjadi pakan sapi menggunakan mesin pencacah rumput. Sehingga sapi selain memakan rumput, juga diberi pakan limbah jagung yang bisa menggemukkan hewan ternak itu.

Persediaan Sapi sebanyak 12 ekor saat ini hanya untuk program peranakan dan penggemukan. Kotoran dan kencing Sapi diolah menjadi pupuk organik.

Petani Tuah Jaya juga beternak ayam kampung petelur dengan peluang duit dengan menjual daging dan telur. Awal beternak hanya beberapa ekor, namun kini sudah berkembangbiak menjadi dua puluhan ekor.

Partisipasi Baik Pertamina

Ketua RT 3 Mekar Sari Suhardi (45) mengatakan Kelompok Tani Tuah Jaya terbentuk sebagai inisiatif masyarakat untuk mandiri secara ekonomi di tengah dampak pandemi COVID-19 lalu.

Dengan beranggotakan awal 25 orang, kelompok ini terus digerakkan untuk tumbuh atas dasar semangat kebersamaan dan tujuan bersama dalam meningkatkan kesejahteraan melalui kegiatan pertanian berkelanjutan.

Sejak awal berdirinya, Kelompok Tani Tuah Jaya mendapat dukungan nyata dari Kilang Pertamina Dumai dalam pengembangan program pertanian berkelanjutan.

Sejumlah dukungan pernah diberikan, diantaranya, pengolahan lahan, penyediaan pupuk, pembangunan sistem irigasi drip, workshop pembuatan pupuk organik dan pembangunan kandang ayam serta rumah maggot.

Dukungan lainnya, untuk pengembangan sistem peternakan dan pertanian serta mesin pencacah rumput dan inovasi mesin penetas telur.

"Disamping bertani dan beternak, kelompok ini juga mengurusi Lembaga Pengelolaan Sampah RT 03 Kelurahan Mekar Sari dengan setiap hari mengolah hingga 300 kilogram sampah rumah tangga yang kemudian dipilah untuk dijadikan bahan organik ramah lingkungan melalui program daur ulang," kata Suhardi.

Dia mengakui petani secara ekonomi terbantu dengan kegiatan pertanian dan peternakan ini, meski dalam skala kecil dan musiman setiap kali panen.

Salah satu contoh, kelompok memperoleh pendapatan sekitar 8 jutaan rupiah dari hasil budidaya cabai dan terong.

Partisipasi baik dari Pertamina Kilang Dumai ini sangat dihargai Suhardi karena membantu pemikiran dan konsep pertanian yang terhubung dengan peternakan melalui peralatan modern.

Sebagai perusahaan negara pengolah minyak bumi, Suhardi sangat mendorong Pertamina Kilang untuk terus meningkatkan produksi dan bekerja secara profesional serta menjaga kehandalan kilang agar tidak ada kendala dalam operasionalnya.

Lahan Kosong jadi Produktif

Kepala Komunikasi dan CSR Kilang Pertamina Dumai Agustiawan mengapresiasi keseriusan Kelompok Tuah Jaya dalam kegiatan pertanian yang terintegrasi peternakan ini sehingga bisa memanfaatkan lahan kosong menjadi produktif dan menambah penghasilan warga petani.

Dia menilai kegiatan kelompok tani Tuah Jaya dikelola secara profesional dan fokus menjalankan program pertanian peternakan ini berdasarkan jenis usaha, unsur-unsur subsistem agribisnis atau pengadaan sarana produksi dan pemasaran.

Dijelaskan, dalam pengelolaannya, Kelompok Tani Tuah Jaya menerapkan sistem semi modern dengan memanfaatkan hand tractor untuk pengolahan tanah, namun menggunakan sistem penyiraman manual yaitu gembor.

Kelompok tani ini juga memiliki embung sebagai wadah penampung air dalam mengairi tanaman. Jenis tanaman yang dibudidayakan beragam, meliputi komoditas hortikultura seperti cabai, pepaya, pare, dan semangka, hingga tanaman keras.

Proses pemupukan dilakukan secara ramah lingkungan menggunakan pupuk organik dari kotoran hewan, sekam, serta hasil fermentasi sampah rumah tangga.

Kelompok Tani Tuah Jaya tidak hanya berkontribusi dalam peningkatan pendapatan masyarakat dan ketahanan pangan lokal, tetapi juga menjadi bagian dari upaya pelestarian lingkungan dan penerapan praktik pertanian

berkelanjutan.

"Secara lingkungan, turut berkontribusi dalam meningkatkan kualitas lingkungan dan mengurangi jejak karbon lokal, karena aktivitas dilakukan di kawasan perkotaan yang berpotensi menekan emisi transportasi," kata Agustiawan.

Selain itu, pertanian ini juga menyelamatkan sekitar 1 hektare lahan kering yang kini dimanfaatkan secara produktif dan berkelanjutan menopang ekonomi masyarakat tempatan.

Selain itu, dampak sosial dan budaya ialah mendorong transformasi teknologi pertanian melalui penerapan sistem semi-modern dan praktik ramah lingkungan.

Terakhir disampaikan Agustiawan, pengaruh lain ialah meningkatkan partisipasi serta rasa kebersamaan masyarakat lokal, memperkuat solidaritas antar anggota kelompok.

Kemudian, menumbuhkan hubungan lintas generasi, dimana anggota dari berbagai usia saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam mengelola pertanian. 3

Pewarta :
Editor: Afut Syafril Nursyirwan
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.