Jembatan Riau-Malaka butuh pengkajian matang

id jembatan riau-malaka, butuh pengkajian matang

Pekanbaru, (ANTARARIAU News) - Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Riau, Ayat Cahyadi mengatakan, dibutuhkan pengkajian matang sebelum merealisasikan pembangunan jembatan Riau-Malaka, Malaysia.

"Pengkajian itu harus dilakukan secara bersama antara Pemerintah Provinsi Riau dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat," kata Ayat Cahyadi di Pekanbaru, Senin.

Mulai dari aspek kerjasama antara Pemerintah Malaysia dan Indonesia menurut dia butuh dikaji mendalam, apakah memberikan keuntungan dan seberapa besar keuntungannya terhadap Riau sendiri, khususnya pada sektor perekonomian masyarakat.

"Jika pembangunan jembatan Riau-Malaka tidak mendatangkan keuntungan yang berarti terhadap masyarakat di Riau sendiri, atau justru berpotensi menimbulkan konflik, sebaiknya rencana ini jangan diteruskan." katanya.

Menurur Ayat Cahyadi, masih banyak yang harus dibenahi di dalam negeri sendiri, khususnya Riau yang tentunya masih begitu banyak persoalan terutama infrastruktur.

"Lihat saja jalan-jalan yang ada di sekitar kabupaten/kota yang ada di Riau, masih banyak rusak. Selain itu, banyak juga pulau-pulau kian tertinggal karena tidak ada jembatan penghubung antara pulau satu dengan lainnya," ujarnya.

Persoalan-persoalan lokal ini dulu yang sebaiknya menurut Ayat Cahyadi harus difikirkan oleh pemerintah agar taraf perekonomian masyarakat lokal dapat lebih maju.

"Selain itu, saya juga yakin, realisasi pembangunan jembatan Riau-Malaka akan dominan atau lebih menguntungkan pihak Malaysia. Karena selama ini yang selalu 'ngotot' itu mereka (Malaysia)," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, sebaiknya pemerintah daerah lebih jeli dalam merespon atau melihat hal ini, jangan hanya karena kepentingan segelintir orang atau kelompok, masyarakat luas yang menjadi sengsara.

"Harapan saya sebagai wakil rakyat, pemerintan agar lebih memperhatikan kondisi infrastruktur dalam negeri terlebih dahulu dan jangan jauh-jauh 'bermimpi' untuk membangun jembatan Riau-Malaka yang belum tentu menguntungkan masyarakat lokal," demikian Ayat Cahyadi.

Secara terpisah, pengamat perekonomian dari Universitas Riau Drs Restu MSi berpendapat sama. Menurutnya, rencana pembangunan jembatan Riau-Malaka tidak akan mendatangkan keuntungan seimbang bagi Indonesia, dan justru lebih menguntungkan Malaysia.

"Keuntungan bagi Indonesia khususnya Riau hanya kelancaran mobilitas menuju negeri tetangga itu. Tapi secara global, keuntungan ekonomi lebih banyak ke Malaysia," kata Restu di Pekanbaru.

Penelusuran ANTARA menyebutkan, sejauh ini Pemerintah Provinsi Riau telah melakukan berbagai upaya agar rencana pembangunan jembatan Riau-Malaka dapat terwujud.

Salah satunya yakni dengan berkoordinasi bersama sejumlah pejabat dalam negeri agar jembatan Riau-Malaka menjadi proyek nasional.

Selain itu, Gubernur Riau HM Rusli Zainal menyatakan optimisme rencana tersebut akan terealisasi mengingat keseriusan Pemerintah Malaysia untuk turut mendanai rencana pembangunan jembatan akan terjulur di Selat Malaka dengan panjang mencapai lebih 40 kilometer itu.