Tingkat pengangguran terbuka Riau turun jadi 5,07 persen, begini penjelasannya
Pekanbaru (ANTARA) - Badan Pusat Statistik menyatakan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Provinsi Riau pada Februari 2020 sebesar 5,07 persen dari jumlah angkatan kerja sebanyak 3,33 juta orang dan turun dibandingkan periode sama tahun lalu.
"TPT di Riau pada 2019 sebesar 5,57 persen, sekarang turun menjadi 5,07 persen pada Februari 2020," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, Misfaruddin dalam siaran pers di Pekanbaru, Sabtu.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja.
Ia menyatakan TPT di perkotaan cenderung lebih tinggi dibanding di perdesaan, karena di perkotaan sebesar 6,54 persen sedangkan di perdesaan 4,07 persen. Meski begitu, dibandingkan setahun yang lalu, TPTP di perkotaan turun sebesar 0,80 persen poin sedangkan TPTP perdesaan turun 0,34 persen poin.
Lulusan SMA umum menyumbang paling banyak dalam TPT berdasarkan tingkat pendidikannya, yakni sebesar 6,89 persen. Kemudian lulusan SMK sebesar 5,85 persen dan SMP 5,61 persen.
"Dengan kata lain, ada penawaran tenaga kerja yang tidak terserap terutama pada tingkat SMA umum, SMK dan SMP. Mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja, di lihat dari TPT SD ke bawah paling kecil diantara semua tingkat pendidikan, yaitu 3,02 persen," ujarnya.
Ia menjelaskan angkatan kerja Provinsi Riau pada Februari 2020 sebanyak 3,33 juta orang, naik 31.240 orang dibanding Februari 2019. Penduduk Riau yang bekerja mencapai 3,16 juta orang terlihat meningkat sebanyak 46.250 orang dibanding Februari 2019.
Dalam setahun terakhir, lanjutnya persentase lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan terbesar adalah Perdagangan Besar dan Eceran, kemudian Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor (1,11 persen poin), Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (0,73 persen poin), Administrasi Pemerintahan, serta Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib (0,46 persen poin).
Sementara persentase lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan terbesar adalah Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (1,40 persen poin), Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (0,58 persen poin), dan Jasa Pendidikan (0,44 persen poin).
Ia menambahkan, sebanyak 1,62 juta orang atau setara 51,44 persen persen, bekerja pada kegiatan informal. Selama setahun terakhir atau dari Februari 2019, terlihat pekerja informal naik sebesar 0,52 persen poin.
Dari 3,16 juta orang yang bekerja, sekitar 65,12 persen merupakan pekerja penuh dengan jam kerja minimal 35 jam per minggu, dan pekerja tidak penuh sebesar 34,88 persen.
Baca juga: Begini prediksi Menkeu Sri Mulyani tentang kenaikan angka kemiskinan naik akibat pandemi
Baca juga: Pemerintah siapkan langkah atasi pengangguran akibat wabah COVID-19
Baca juga: Mengintip geliat usaha kerajinan rotan Pekanbaru yang berdayakan pengangguran
"TPT di Riau pada 2019 sebesar 5,57 persen, sekarang turun menjadi 5,07 persen pada Februari 2020," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, Misfaruddin dalam siaran pers di Pekanbaru, Sabtu.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja.
Ia menyatakan TPT di perkotaan cenderung lebih tinggi dibanding di perdesaan, karena di perkotaan sebesar 6,54 persen sedangkan di perdesaan 4,07 persen. Meski begitu, dibandingkan setahun yang lalu, TPTP di perkotaan turun sebesar 0,80 persen poin sedangkan TPTP perdesaan turun 0,34 persen poin.
Lulusan SMA umum menyumbang paling banyak dalam TPT berdasarkan tingkat pendidikannya, yakni sebesar 6,89 persen. Kemudian lulusan SMK sebesar 5,85 persen dan SMP 5,61 persen.
"Dengan kata lain, ada penawaran tenaga kerja yang tidak terserap terutama pada tingkat SMA umum, SMK dan SMP. Mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja, di lihat dari TPT SD ke bawah paling kecil diantara semua tingkat pendidikan, yaitu 3,02 persen," ujarnya.
Ia menjelaskan angkatan kerja Provinsi Riau pada Februari 2020 sebanyak 3,33 juta orang, naik 31.240 orang dibanding Februari 2019. Penduduk Riau yang bekerja mencapai 3,16 juta orang terlihat meningkat sebanyak 46.250 orang dibanding Februari 2019.
Dalam setahun terakhir, lanjutnya persentase lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan terbesar adalah Perdagangan Besar dan Eceran, kemudian Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor (1,11 persen poin), Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (0,73 persen poin), Administrasi Pemerintahan, serta Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib (0,46 persen poin).
Sementara persentase lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan terbesar adalah Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (1,40 persen poin), Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (0,58 persen poin), dan Jasa Pendidikan (0,44 persen poin).
Ia menambahkan, sebanyak 1,62 juta orang atau setara 51,44 persen persen, bekerja pada kegiatan informal. Selama setahun terakhir atau dari Februari 2019, terlihat pekerja informal naik sebesar 0,52 persen poin.
Dari 3,16 juta orang yang bekerja, sekitar 65,12 persen merupakan pekerja penuh dengan jam kerja minimal 35 jam per minggu, dan pekerja tidak penuh sebesar 34,88 persen.
Baca juga: Begini prediksi Menkeu Sri Mulyani tentang kenaikan angka kemiskinan naik akibat pandemi
Baca juga: Pemerintah siapkan langkah atasi pengangguran akibat wabah COVID-19
Baca juga: Mengintip geliat usaha kerajinan rotan Pekanbaru yang berdayakan pengangguran