Riau defisit beras, Waka DPRD Riau sarankan lirik sagu sebagai alternatif

id DPRD RIAU,sagu riau, krisis beras, krisis pangan

Riau defisit beras, Waka DPRD Riau sarankan lirik sagu sebagai alternatif

Wakil Ketua DPRD Riau Hardianto. (ANTARA/Diana Syafni)

Pekanbaru (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat sebanyak empat provinsi mengalami defisit beras akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB), salah satunya Provinsi Riau.

Menanggapi itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Riau Hardianto di Pekanbaru, Rabu, mengaku prihatin dengan krisis pangan yang terjadi di tengah pandemi COVID-19. Pemerintah harus segera mengambil sikap agar kelangkaan beras tidak menimbulkan permasalahan baru di tengah masyarakat yang sangat disulitkan dengan bencana ini.

"Cukup memprihatinkan di tengah pandemi, kita malah dihadapkan dengan defisit beras. Ini tentu sangat dilematis, karena Provinsi Riau hingga hari ini masih sangat bergantung pada provinsi tetangga untuk menyuplai kebutuhan beras sendiri," ucap Hardianto

Hardianto menyarankan, agar Pemprov Riau dan Pemda kabupaten/kota menghidupkan kembali sentra pertanian dengan memberikan stimulus kepada petani untuk berproduksi.

"Berikan dorongan stimulus pada petani. Kita hidupkan lagi sentra pertanian yang semula tidak jalan. Ini bisa dikerjakan. Karena kita tidak punya pilihan lain, kalau cetak sawah berkaitan dengan waktu dan anggaran yang tidak memungkinkan untuk dilakukan saat ini," ucap politisi Gerindra itu.

Kemudian dia juga menyarankan agar Pemerintah daerah untuk melirik sagu sebagai sumber pangan alternatif. Dimana, Kabupaten Kepulauan Meranti menjadi daerah penghasil sagu terbesar di Indonesia, sehingga komoditi ini bisa dimanfaatkan di tengah krisis pangan.

"Hari ini kan perkebunan sagu terbesar berada di Meranti. Nah mungkin saja, bisa dijadikan komoditas pangan alternatif," ucapnya.

Sebagai informasi Kementan melaporkan daerah yang mengalami defisit beras sampai saat ini mencakup empat provinsi yakni Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, dan Maluku Utara.

Meski terdapat daerah yang terpantau mengalami defisit, Kementan menjamin bahwa potensi ketersediaan beras sampai Juni 2020 akan mencukupi.

Baca juga: Pelajar unggah video tak patut, DPRD Riau: Evaluasi kelulusan dan berikan pembinaan mental

Baca juga: Ketua DPRD Riau kritik bupati salat tarawih berjamaah di tengah pandemi