Pekanbaru, (ANTARARIAU News) - Pedagang buah nanas di Rimbo Panjang yang selama ini dikenal sebagai sentra nanas, di Kabupaten Kampar, Riau, makin sedikit karena keterbatasan lahan.
"Sekarang pedagang nanas makin sedikit karena susah mencari nanas dan harganya makin mahal," kata seorang pedagang, Meri, Jumat.
Kecamatan Rimbo panjang telah lama dikenal sebagai sentra nanas karena dulu banyak warga yang menjadi petani nanas. Menurut Meri, lima tahun lalu ratusan pedagang nanas banyak memenuhi jalan lintas Pekanbaru-Kampar.
Namun, kini jumlah pedagang kian sedikit seiring dengan makin mahalnya harga nanas. Kios pedagang nanas kini tampak kosong, dan hanya ada belasan orang yang masih bertahan.
Ia mengatakan, ketersediaan buah manis berkulit tebal itu makin minim telah mengakibatkan harga nanas dari petani naik dari biasanya Rp2.500 menjadi Rp4.000 per buah. Pedagang kemudian menjual lagi ke konsumen Rp5.000 per buah.
Ia mengatakan pedagang kini juga tak bisa banyak mendapatkan nanas dari daerah Rimbo Panjang karena lahan pertanian makin menyempit. Mery mengatakan dirinya mengambil nanas dari daerah Kualu, lebih jauh dari sentra nanas Rimbo Panjang.
"Banyak pedagang yang berhenti karena harganya terlalu mahal dan tak laku lagi," ujarnya.
Seorang pembeli nanas, Djooks Sulistyo, mengatakan pemerintah seharusnya melindungi petani nanas di Rimbo Panjang agar sektor pertanian daerah bisa terus berjalan. Menurut dia, lahan pertanian di Rimbo Panjang makin sempit dan mulai berubah menjadi kebun kelapa sawit.
"Banyak juga saya lihat lahan pertanian di Rimbo Panjang terbakar dan beralih jadi kelapa sawit milik orang lain," katanya.