Jumlah korban meninggal dunia akibat longsor di Kenya bertambah
Mombasa (ANTARA) - Jumlah korban meninggal akibat tanah longsor di barat laut Kenya yang dipicu oleh hujan lebat pada Sabtu bertambah menjadi sedikitnya 56 orang, menurut pejabat setempat.
Hujan berlangsung sejak Jumat di Daerah Pokot Barat, yang berbatasan dengan Uganda, dan semakin parah pada Minggu malam, menyebabkan banjir dan tanah longsor yang menyapu empat jembatan. Sejumlah desa pun tidak dapat diakses melalui jalan darat.
Baca juga: BNPB: Pergerakan tanah di Kalimantan Utara bukan likuefaksi
Senator setempat Samuel Poghisio mengatakan kepada Reuters melalui telepon, Minggu, bahwa 56 orang dipastikan meninggal dan sejumlah orang lainnya hilang. Sebelumnya hingga Sabtu malam, pejabat daerah melaporkan 36 orang meninggal.
"Operasi penyelamatan terhalang akibat hujan susulan dan kabut," tulis Poghisio melalui sebuah pesan, menambahkan bahwa helikopter polisi masih berjuang menjangkau daerah banjir.
Presiden Kenya pada Sabtu mengerahkan personel penyelamatan dari sejumlah lembaga, termasuk militer dan polisi untuk berupaya dan mencegah "korban meninggal lebih lanjut."
Para peneliti memperingatkan bahwa pemanasan lautan menyebabkan pola cuaca yang tak terduga di Afrika Timur.
Hujan lebat dan banjir menelan lebih dari 50 korban jiwa dan memaksa ratusan ribu warga mengungsi di kawasan tersebut sejak Oktober, menurut kelompok bantuan pada awal November ini.
Kenya mengalami hujan lebat lebih parah dari biasanya, demikian informasi dari Departemen Meteorologi Kenya pada November ini.
Baca juga: Puluhan kendaraan roda dua dan empat masih terjebak longsor di lintas Aceh Barat-Pidie
Sumber: Reuters
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Hujan berlangsung sejak Jumat di Daerah Pokot Barat, yang berbatasan dengan Uganda, dan semakin parah pada Minggu malam, menyebabkan banjir dan tanah longsor yang menyapu empat jembatan. Sejumlah desa pun tidak dapat diakses melalui jalan darat.
Baca juga: BNPB: Pergerakan tanah di Kalimantan Utara bukan likuefaksi
Senator setempat Samuel Poghisio mengatakan kepada Reuters melalui telepon, Minggu, bahwa 56 orang dipastikan meninggal dan sejumlah orang lainnya hilang. Sebelumnya hingga Sabtu malam, pejabat daerah melaporkan 36 orang meninggal.
"Operasi penyelamatan terhalang akibat hujan susulan dan kabut," tulis Poghisio melalui sebuah pesan, menambahkan bahwa helikopter polisi masih berjuang menjangkau daerah banjir.
Presiden Kenya pada Sabtu mengerahkan personel penyelamatan dari sejumlah lembaga, termasuk militer dan polisi untuk berupaya dan mencegah "korban meninggal lebih lanjut."
Para peneliti memperingatkan bahwa pemanasan lautan menyebabkan pola cuaca yang tak terduga di Afrika Timur.
Hujan lebat dan banjir menelan lebih dari 50 korban jiwa dan memaksa ratusan ribu warga mengungsi di kawasan tersebut sejak Oktober, menurut kelompok bantuan pada awal November ini.
Kenya mengalami hujan lebat lebih parah dari biasanya, demikian informasi dari Departemen Meteorologi Kenya pada November ini.
Baca juga: Puluhan kendaraan roda dua dan empat masih terjebak longsor di lintas Aceh Barat-Pidie
Sumber: Reuters
Penerjemah: Asri Mayang Sari